Biar Maksimal, Penulis Novel Khilma Anis terlibat dalam Proses Film Hati Suhita

Jumat 12-05-2023,19:32 WIB
Reporter : Guruh Dimas Nugraha
Editor : Taufiqur Rahman

SURABAYA, HARIAN DISWAY -, Sering kali ketika menonton film yang diadaptasi dari sebuah novel, orang merasa bahwa film itu tak sesuai ekspektasi.

Imajinasi latar cerita, wujud penokohan dalam novel ada pada pikiran pembaca. Berbeda dengan film. Penonton diajak untuk menikmati visual yang dibuat. Sehingga kerap merasa tak cocok atau tak seideal pembaca novel itu.

Tim produksi film Hati Suhita menyadari hal itu. Film yang akan tayang serentak pada 25 Mei 2023 itu memang diadaptasi dari novel berjudul sama, karya Khilma Anis.

BACA JUGA:Di Kantor Harian Disway, Para Aktor Film Hati Suhita Ceritakan Karakter Masing-Masing

BACA JUGA:Film Hati Suhita, Ceritakan Pemeran Utama Terinspirasi dari Raja ke 6 Majapahit, Maharani Suhita

“Potensi tidak diterima sangat besar, karena film yang tak diolah dengan baik, bisa dianggap tak sesuai ekspektasi pembaca novel,” ujar Alim Sudio, penulis skenario Hati Suhita.

Solusinya? “Kami ajak penulis, Mbak Khilma, untuk mengikuti proses pembuatan film ini dari awal sampai akhir. Beliau terlibat penuh,” ujarnya. 

Mulai dari pemilihan setting film, karakter penokohan, serta segala sesuatunya, Khilma aktif memberi masukan. 

Pun, tim produksi Starvision yang memayungi film Hati Suhita, menjaring aspirasi para pembaca novel. “Jadi dari komentar-komentar mereka, kami bisa lebih mudah menentukan latar dan karakter tokoh. Enggak jauh-jauh banget dari ekspektasi,” ungkap Chand Parvez Servia, produser sekaligus owner Starvision.

Meski mengambil latar budaya pesantren serta kultur Jawa Timur, sebagian besar pemainnya bukan berasal dari provinsi tersebut. Seperti Nadya Arina yang memerankan Suhita, atau Desy Ratnasari sebagai ibunda Gus Birru, yang diperankan Omar Daniel.

BACA JUGA:Aktor dan Tim Produksi film Hati Suhita Kunjungi Kantor Harian Disway

BACA JUGA:Gagal Move On Usai Nonton Konser, Kenali Gejala Post Concert Depression dan Cara Menanganinya

Sedangkan Omar, meski lahir di Surakarta, ia tak begitu fasih berbahasa Jawa. Apalagi logat Jawa Timuran. “Maka waktu proses syuting, ada guide untuk kami. Termasuk saya. Guide-nya orang Jawa Timur. Beliau menata dialek serta akting saya,” ungkapnya.

Chand semakin yakin bahwa film yang diproduserinya itu akan meraih kesuksesan. Sebab, baginya indikasi itu dapat dilihat di Kota Kediri, tempat pertama kali yang jadi sasaran kunjungan tim produksi. “Kami ke Kediri, bertemu penggemar novel itu di sana. Kediri adalah latar yang banyak tampil dalam film Hati Suhita,” ungkapnya.

BACA JUGA:Bonek Bonita Lepas Kerinduan dengan Bruno Moreira

Kategori :