Gelar Purnama, Pementasan Seni Tradisi Sambut Ulang Tahun Taman Budaya Jawa Timur

Minggu 28-05-2023,02:03 WIB
Reporter : Guruh Dimas Nugraha
Editor : Salman Muhiddin

SURABAYA, HARIAN DISWAY - Pemain jaranan, membawa kuda lumping. Penari laki-laki mengenakan seragam putih. Sedangkan perempuan, dengan kostum merah. Mereka membentangkan kain putih di tengah.

Para penari barong berkumpul di bagian belakang kain putih itu, dengan dua penari membawa kuda lumping di kanan-kiri. Menciptakan komposisi yang apik.

Dengan sekali hentakan, para penari jaranan Turonggo Aulio Utomo itu keluar dari kain putih. Saling menari, juga para penari reog Ponorogo dari kelompok Singo Mangku Joyo. Gelar Purnama, menyambut 45 tahun berdirinya Taman Budaya Jawa Timur telah dibuka.

BACA JUGA:Gelar Purnama, Reog Ponorogo pukau Pengunjung

BACA JUGA:Di Forum Nikkei Asia, Pertamina Tegaskan Komitmen Mencapai Net Zero Emission

Panggung terbuka kompleks Taman Budaya Jawa Timur dipadati pengunjung. Terutama mereka, pecinta seni tradisi. Sekaligus membuktikan bahwa seni tradisi Nusantara, seperti jaranan dan reog, masih banyak penggemarnya.


Atraksi penyembur api sebagai bagian dari reog Ponorogo.-Julian Romadhon-

"Acara yang berlangsung pada Jumat, 26 Mei 2023 ini adalah rangkaian puncak dari pagelaran seni untuk memeriahkan ulang tahun Taman Budaya Jawa Timur," ujar Hudiyono, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Jawa Timur. Setelah sebelumnya terdapat beberapa agenda, seperti pameran lukisan, macapatan dan sebagainya.

Seni tradisi dihadirkan sebagai pengisi puncak acara, untuk menunjukkan keragaman seni dan budaya di Jawa Timur. Puluhan seniman dari dua kelompok terlibat dalam pementasan kolaborasi itu. Ditambah dengan komunitas seni Purbaya dan Junjung Drajat Sekar Tinandu, yang menaungi beberapa kelompok macapat.

Hadir pula dalam pementasan itu, Bendoro Raden Mas (BRM) Suryo Mulyo, cucu Pakubuwono XIII. Ia memang ditugaskan oleh Kasunanan Surakarta untuk menimba ilmu seni tradisi di Jawa Timur. Apalagi, pangeran yang kelak mewarisi tahta itu lebih menggemari seni tradisi, khususnya macapatan di Jawa Timur.

"Saya memang ditugaskan keluarga keraton untuk belajar di luar. Seperti halnya putera-puteri raja yang lain. Dalam pentas Gelar Purnama ini, saya menjadi tokoh ratu," ujar pria 21 tahun itu. Ia tampil bersama para seniman macapat yang lain, sebagai pembuka acara. (Guruh Dimas Nugraha)

Kategori :