Sepuluh kategori tersebut adalah kerukunan antarumat beragama, pemberdayaan ekonomi masyarakat, pemberdayaan pemuda, pelestarian budaya, peduli lingkungan, peduli pendidikan, olahraga, ketahanan pangan, aksi sosial, dan kesehatan. ”Ternyata tidak mudah menentukan siapa yang ’ter’ di setiap kategori,” terang Ketua Panitia Noor Arief Prasetyo.
Pasalnya, ada empat tim yang melakukan penilaian bersamaan. Ada perbedaan pertimbangan manusia di setiap tim. ”Karena itu, kami gelar sidang pleno ini untuk beradu hasil penilaian. Semua tim boleh saling mempertanyakan alasan-alasan tim lain memilih babinsa tersebut,” terang Arief.
Di beberapa kategori terjadi perdebatan sengit. Kategori pemberdayaan ekonomi masyarakat, pelestarian budaya, olahraga, dan peduli lingkungan, terjadi perdebatan. Terlebih jika dilihat dari aspek dampak yang ditimbulkan dari program andalan tersebut.
Akhirnya, setelah terjadi perdebatan panjang, sidang pleno dewan juri berhasil mengambil kata sepakat. Mereka sepakat memilih babinsa yang ”ter” di sepuluh kategori tersebut. (*)