Tanpa terasa, kami sampai juga di lamongan. Saya minta tolong Sahirol untuk mencari hotel tempat kami akan menginap. Karena, hari kedua penilaian jadwal kami ada satu babinsa di Lamongan dan dua babinsa di Gresik.
Kami langsung diarahkan ke salah satu hotel --nama hotel tidak kami sebutkan. Terlihat dari depan, hotel tersebut tidak biasa saja. Tidak mewah. Saya simpulkan itu adalah bangunan lama. Kami mencoba untuk masuk menanyakan ketersediaan kamar.
Ternyata masih ada kamar yang tersisa. Ada dua kamar. Tidak seperti hotel pada umumnya, kami dipersilahkan melihat kondisi kamar terlebih dahulu. Kondisi kamarnya seram. Saya putuskan untuk mencari hotel lain. Ini keputusan sepihak dari saya.
Karena, saya membawa pak dosen, otomatis saya harus memberikan yang terbaik kepada beliau. Kami mencoba keliling untuk mencari hotel. Di google ada rekomendasi beberapa hotel. Kami datangi semuanya. Ternyata penuh. Tidak ada satupun yang kosong.
Kami pun kembali ke hotel yang pertama kita datangi. Terpaksa kami menginap di hotel seram itu. Kami ambil kamar yang ditunjukkan tadi. Suasananya sangat menyeramkan. Namun, pelayan hotelnya sangat ramah dengan kami.
Saya paksa untuk tidur. Walau saya mendengar suara-suara gak jelas dari luar, saya tetap tidur. Saya tidak tahu darimana asal suara itu. Dan saya pun tidak mau mencari tahu. Saya change baterai handphone lalu berangkat tidur.
Keesokan harinya, kami sarapan di hotel. Makanannya cukup enak. Lalu kami check-out dan bergegas ke Kodim 0812/Lamongan. Kami pun langsung mengerjakan tugas kami di hari kedua sebagai tim juri lapangan Brawijaya Awards 2023. (*)
Bertemu Danramil Kece di Gresik. Baca edisi besok.