Rawon menjadi salah satu dari enam menu Sentra Wisata Kuliner (SWK) yang diperlombakan dalam Surabaya Tourism Awards 2023. Dari banyaknya peserta, Rawon Setan Mak Su dari SWK Kasuari akhirnya mendapat gelar terenak di Surabaya.
Mak Su sedang memilih-milih cabai ketika Harian Disway mengunjungi SWK Kasuari, Sabtu sore, 8 Juli 2023. Ia baru bisa bersantai setelah menyelesaikan pesanan yang sangat banyak siang itu. "Baru bisa sedikit santai sekarang," kata Homsa, pemilik Kedai Mak Su.
Nama panggilannyi Mak Su. Sesuai dengan nama kedainyi. Dia tersipu maluketika Harian Disway menyebutkan bahwa rawonnya adalah yang terenak di Surabaya. Baginya, penghargaan itu adalah anugerah yang tidak disangka.
Mak Su mengatakan, rawon yang dijual diproses seperti rawon pada umumnya. Ia juga belum lama berjualan. Usahanya dimulai di awal pandemi, 2020 lalu.
Mak Su alias Homsa menyajikan rawon setan yang menjadi juara Surabaya Tourism Awards 2023, Sabtu, 8 Juli 2023.-Pace Morris/Harian Disway-
Dia menunjukkan bumbu-bumbu yang digunakan untuk meracik masakan khas Jawa Timur tersebut. Ada kluwek, ketumbar, dan jintan. Katanya, untuk menghasilkan rawon yang lezat, juru masak harus pandai memilih rempah-rempah. Hal ini sangat berpengaruh pada rasa. "Kluwek ini yang bagus. Gorengannya juga harus pas, sampai harum," ujarnya.
Bahan boleh sama. Namun, tangan yang meracik itulah yang membedakan cita rasa masakan. Kalau tekniknya salah, kuliner dia jual tak mungkin menyabet gelar juara. Namun, lagi-lagi Mak Su tak ingin jumawa.
BACA JUGA:Yang Terbaik di Ajang Surabaya Tourism Awards 2023: Dahlan Iskan’s Choice The Westin (14)
Mak Su banyak menerangkan teknik memasak rawon. Namun, tanpa mencicipinya tentu semua perkataan itu hanya bertahan di hayalan. Tanpa menunggu lama, kami langsung memesan satu porsi untuk dicoba. "Tak panaskan disik, ya (Saya panaskan dulu, ya,Red)," kata Mak Su, lalu bergegas menuju dapur kecilnyi.
Dengan cekatan, perempuan 55 tahun itu memindahkan panci berisi rawon ke atas kompor. Tangan kanannya memutar pemantik, menyalakan kompor gas. Ia tidak ingin pelanggan menunggu terlalu lama.
Setelah sekitar 5 menit, rawon pesanan sudah siap. Mangkuk berisi rawon dan sepiring nasi lengkap dengan sambal tomat dan kerupuk udang diletakkan di meja kami. Rawon dan nasi disajikan terpisah.
Tentu saja yang harus dicicipi pertama kali adalah kuah rawonnya. Rempah-rempahnya sangat terasa, hal yang jarang ditemui pada rawon yang dijual di tempat seperti SWK. Daging sapi yang diiris kecil-kecil juga cukup lembut. "Sebenarnya, dagingnya masih agak keras karena saya baru mendapatkannya tadi," jelas Mak Su.
Rawon Jawara bikinan Mak Su SWK Kasuari hanya dihargai Rp 12 ribu per porsi.-Pace Morris - Harian Disway-
Biasanya, Mak Su membeli daging sehari sebelumnya dan merebusnya lama agar menjadi lembut. Namun, dalam seminggu ini sangat sulit mencari daging di pasar, sehingga proses perebusan harus dipersingkat. Meskipun demikian, hasilnya cukup empuk.
Selain bumbunya, yang membuat rawon buatan Mak Su disukai pelanggannya adalah sambalnya. Sambal racikan Mak Su sangat nikmat ketika dicampur dengan rawon. Rasanya pedas dan kuat. Bahkan oleh pelanggannya, rawon buatan Mak Su dijuluki rawon setan. "Nama rawon setan itu diberikan oleh pelanggan, bukan oleh saya," ungkap perempuan asli Bangkalan, Madura itu.