Ekuilibrium Rafael Alun

Rabu 26-07-2023,04:00 WIB
Oleh: Djono W. Oesman

BACA JUGA:Kasus Mario Bikin Bapaknya Diperiksa KPK

BACA JUGA:Mario vs David, Hilangnya Sikap Kesatria

Terus, berapa lama umumnya orang bersedih sampai kembali normal? Jawabnya ternyata relatif. Bergantung manajemen koping (pengelolaan tekanan mental) individu. Dan, setiap individu berbeda-beda.

Namun, disimpulkan rata-rata enam bulan sampai setahun. Jika individu diterapi psikiatri berdasar DSM-5. Walaupun, ada orang yang tidak diterapi bisa juga pulih seperti semula. 

Pulih dalam hal ini, harus lulus tes psikiatri yang menyatakan bahwa yang bersangkutan memang pulih. Terkait banyak hal. Gangguan tidur, gangguan makan, murung, emosi sensitif, sakit kepala tanpa sebab, dan banyak lagi.

Kalau individu diterapi, lama terapi 16 pekan. Dilakukan M. Katherine Shear, profesor psikiatri dari Columbia University, New York City, AS. Salah satu bentuk terapi diungkap seperti berikut ini.

Awalnya, pasien harus mengingat-ingat secara fokus tentang saat-saat terakhir sebelum peristiwa traumatis itu terjadi. Dibayangkan secara detail, hal-hal kecil pada saat sebelum sampai terjadinya peristiwa tersebut. Selanjutnya, tidak diungkap detail. Mungkin harus ikut terapi untuk mengetahui.

BACA JUGA:Mario Hajar David sampai Ambyar

Akhirnya, terapi itu dianggap para ahli sebagai sukses.

Pada 2019, Paul S. Appelbaum memebntuk kelompok, terdiri atas Shear dari Columbia University dan Prigerson, kini profesor di Weill Cornell Medical College, untuk menyepakati kriteria pembeda,  kesedihan normal dari kesedihan berkepanjangan.

Terkait itu, novelis top AS, Ann Hood dalam memoar bertajuk Comfort: A Journey Through Grief menggambarkan kematian putrinyi, Grace, usia 5 tahun, akibat infeksi radang. Dia sedih berkepanjangan.

Ann Hood mengkritik keras terapi psikiatri itu. Menyatakan, kurun waktu enam bulan sampai setahun sebagai diagnostik dalam terapi adalah ”sewenang-wenang dan kejam”. Sebab, Hood membandingkan dengan pengalaman sebagai orang sedih berkepanjangan.

Namun, uniknya bahwa cara Hood menghadapi kesedihannya mirip dengan langkah dalam terapi 16 pekan milik M. Katherine Shear.

Digambarkan Hood, beberapa waktu setelah Grace meninggal, dia masuk ke kamar Grace. Dia melihat sepasang celana ketat balet Grace, tergeletak kusut di lantai, tempat gadis kecil itu menjatuhkannya. 

Hood berteriak. ”Bukan jenis jeritan yang berasal dari ketakutan, melainkan jenis yang berasal dari kesedihan terdalam yang bisa dibayangkan,” tulisnyi.

Hood membanting pintu, membiarkan ruangan tidak tersentuh, dan akhirnya mematikan pemanas di bagian rumah itu. Dia larut dalam kesedihan mendalam.

Kategori :