Asyiknya Kuliner Bakso Bucin Buatan Cindy Zumi: Disajikan Prasmanan, Bisa Meracik Sendiri Lo!

Sabtu 29-07-2023,05:47 WIB
Reporter : Guruh Dimas Nugraha
Editor : Heti Palestina Yunani

HARIAN DISWAY - Kuliner bakso adalah kuliner sejuta umat. Hampir tak ada manusia di Indonesia yang tak menyukai bakso. Di Surabaya, biasanya dijual keliling dengan gerobak atau depot. Tapi Bakso Bucin menyajikannya secara prasmanan. Variannya beragam.
 
Membaca banner di depan depot di Jalan Raya Wiyung, Surabaya. Bertuliskan: Bakso Bucin Wiyungan Prasmanan. Dari namanya, saya langsung tertarik. Sepertinya bakso itu dapat memenuhi kebutuhan perut saya yang kekurangan rasa cinta. Alias lapar.
 
Depot itu ada dalam pujasera. Letaknya di belakang tapi paling luas. Meja panjang dan tempat duduk berjajar. Di bagian paling depan, terdapat meja dengan bilik kaca. Juga beraneka botol berisi beragam saus. Itulah tempat prasmanan Bakso Bucin.

  Pemilik usaha kuliner itu adalah Cindy Zumi. Dia yang berjaga di meja prasmanan. Sembari memberitahu setiap item yang ada di meja panjang di depannya. "Ini aneka saus. Ada saus tomat, sambal, dan kecap manis, ada cuka," ujarnya, ramah. 
Tampak luar warung Bakso Bucin Wiyungan Prasmanan yang berada di sebelah Pondok Keramik. -Cindy Zumi-
 
Satu lagi, cuka. Jarang depot bakso menyediakan cairan yang kecut itu. Padahal itu penguat rasa yang nikmat. Ada pula jeruk nipis yang sudah berbentuk potongan. Lalu di bilik paling besar, terdapat berbagai sayuran serta mi kuning dan bihun. Bawang goreng, seledri disediakan di situ.
BACA JUGA: Bakso Mercon, Si Superpedas Teman Nasi  
"Nah, kalau ini, aneka macam pentol bakso," ujar Cindy sembari membuka salah satu panci bakso. Di situ terdapat dua panci besar. Satu panci berisi pentol berukuran jumbo. "Paling besar ini pentol iga. Yang medium, pentol urat. Ada pentol kecil," ujarnya. Asap mengepul. Aroma kaldu sapi yang harum.
 
Saya memilih pentol iga dan pentol urat. Kemudian di panci satunya, ada siomay, tahu dan tetelan yang disajikan dalam bentuk sate. Menggoda selera. Pengunjung seperti saya benar-benar dapat memilih sendiri aneka varian yang disediakan. Seperti konsep prasmanan. Tapi ini bakso. Jarang yang demikian. 
 
Salah satu yang saya tahu, di Surabaya Pusat terdapat konsep prasmanan yang sama. Namun, penyajiannya tak bisa bebas. Tempatnya tak cukup luas dan varian yang disediakan diletakkan dalam sebuah rombong biasa. Berbeda dengan bakso ala Cindy. Lebih luas dan banyak variasinya. Pengunjung asyik meracik sendiri.
 
Mengapa disebut Bakso Bucin? "Karena nama saya kan Cindy. Biasa dipanggil Bunda Cindy. Kalau disingkat kan jadi Bucin. Jadi saya biasa dipanggil Bucin," ujarnya, lantas tertawa. Tapi meski singkatan nama dirinya, penamaan Bakso Bucin cukup mewakili anak zaman sekarang yang akrab dengan kata itu.
 
Bagi remaja masa kini, bucin merupakan singkatan dari budak cinta atau butuh cinta. Tentu nama itu dapat menarik pengunjung dari kalangan mereka. Terutama gen-Z. Apalagi konsepnya unik. Cindy baru membuka depotnya resmi pada 24 Juli 2023 yang lalu.   BACA JUGA: Puas Mbakso setelah ke Kampung Flory
 
Soal rasa? Ketika mendapat semangkuk bakso dengan varian iga, urat, siomay dan tahu, saya ingat sebuah tayangan kuliner di televisi. Salah seorang chef menyebut bahwa jika ingin menikmati orisinalitas rasa bakso, jangan mencampurnya dulu dengan saus apa pun. Cicipi dulu sesendok kuahnya. Itu saya praktikkan.
 
Rasa kaldunya sedap. Tak terasa aroma amis daging sapi sama sekali. Ada rasa gurih juga. Setelah itu barulah saya mencampurnya dengan saus tomat, kecap manis serta sambal, yang saya letakkan dalam wadah khusus. 
Isian Bakso Bucin hasil racikan seorang pengunjung yang terdiri dari tetelan, pentol iga, dan pentol bakar. Untuk memenuhi selera, silakan memilih sesuka hati apa yang diinginkan. -Julian Romadhon-
 
Bakso itu tak hanya enak dari kuahnya. Pentolnya juga empuk. Itu dirasakan pula oleh salah satu pengunjung, aktivis nasional Siti Rafika Hardhiansari. Dia menyebutkan bahwa rasanya berbeda dengan bakso biasa. "Ini ada rasa gurihnya, kaldunya enak dan dagingnya full," ujarnya.
 
Rafika membelah pentol iga yang berukuran besar. Terlihat potongan daging sapi rebus yang juga berukuran sama. Cindy membuatnya dari daging sapi khusus. Yakni bagian paha luar.   BACA JUGA: Rekomendasi 4 Warung Bakso Terlezat di Surabaya tapi Harganya Ramah
 
"Itu tidak mengandung banyak lemak. Harus fresh. Ketika digiling, harus memakai es batu dan garam. Tujuannya agar tekstur dagingnya menjadi empuk dan kenyal," ungkapnya. Untuk campuran tepungnya adalah 1 pond per 1 kilogram daging.
 
Sebenarnya kakek hingga ayahnya merupakan pengusaha kuliner bakso. "Kakek berasal dari Wonogiri. Pindah ke Jakarta Utara. Di sana beliau mendirikan usaha bakso. Diteruskan ayah," katanya. Dua generasi itu menyuplai bakso untuk gerobak yang berkeliling dari kampung ke kampung. 
 
"Bakso keluarga kami cukup terkenal di Jakarta Utara. Tapi waktu itu saya belum berpikir untuk membuat usaha serupa. Baru mencoba setelah anak saya yang paling kecil mulai kuliah," ungkapnya. Karena mulai kuliah, maka kebutuhan pun semakin besar. Maka saat itu Cindy memutuskan untuk mencoba membuat bakso.
Siti Rafika Hardhiansari asyik mengambil sendiri item-item yang diinginkan dalam semangkok bakso yang dia inginkan. -Julian Romadhon-
 
Cindy belajar memasak bakso dengan mengikuti kursus kuliner. Beberapa kali dia mencoba meracik resepnya. Bahkan membawanya pada seorang chef. Chef itu memuji rasa baksonya. Sehingga membuatnya yakin untuk berjualan bakso.
 
Setelah memantapkan diri, dia membuat bakso frozen food. Berjalan selama 9 tahun, sejak 2016. "Dari satu pelanggan ke satu pelanggan lain. Mulut ke mulut. Usaha saya berkembang. Sehingga pada tahun ini saya membuka depot mandiri. Berkonsep prasmanan," ujar perempuan 53 tahun itu.
 
Beberapa pelanggannya datang ke kedainya itu. Mereka ingin mencicipi baksonya secara langsung. Apalagi tertarik dengan nama Bakso Bucin serta konsep prasmanan yang ditawarkan. Memang mak nyus! (Heti Palestina Y-Guruh Dimas N)
Kategori :