HARIAN DISWAY - Diantara banyak daerah patahan di Indonesia, Sesar Opak cukup terkenal karena kerap menghasilkan gempa yang merusak kota-kota di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY)
Kepala BMKG Dwikorita Karnawati menuturkan, Sesar Opak memanjang di sekitaran aliran Sungai Opak. Panjang jalur sesarnya mencapai 45 kilometer di sepanjang aliran sungai.
Sungai Opak sendiri berhulu dari lereng Gunung Merapi, lalu mengalir ke selatan dengan muara langsung ke Samudra Hindia di dekat Pantai Parangtritis, Kabupaten Bantul, DIY.
BACA JUGA:Yogyakarta Masih Dibawah Ancaman Sesar Opak, Kepala BMKG: Mitigasi Tidak Boleh Putus
“Aktivitas Sesar Opak sendiri pernah menyebabkan gempa bumi merusak pada 27 Mei 2006 yang menewaskan 6.234 orang,” kata Dwikorita.
Lebih lanjut, mantan Rektor Universitas Gajah Mada (UGM) tersebut mengatakan bahwa saat ini mulai tampak adanya gejala peningkatan aktivitas kegempaan akibat Sesar Opak.
Salah satunya adalah gempa dengan Magnitudo M6.0 di Kabupaten Bantul yang terjadi pada 30 Juni 2023 lalu.
BACA JUGA:Dampak Gempa M6,4, Ratusan Rumah Rusak di Jateng dan Jatim
Namun demikian, gempa tersebut hanya menyebabkan kerusakan ringan. Menurut Dwikorita, hal ini salah satunya berkat antisipasi struktur bangunan yang cukup baik di daerah Bantul.
"Peluang periode ulang untuk terjadi gerakan lagi atau pengunciannya mulai lepas tampak dari aktivitas kegempaannya yang saat ini mulai meningkat. Kesiapsiagaan masyarakat harus terus ditingkatkan, jangan terputus," tegasnya.
BACA JUGA:Jenis-Jenis Kekuatan Gempa dari BMKG, Berikut Penjelasannya…
Sementara itu, Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG daryono mengatakan bahwa berdasarkan monitoring gempa oleh BMKG, sesar Opak tampak memiliki aktivitas yang cukup intensif.
Hal tersebut terlihat dari sebaran titik kejadian gempa yang konsisten di sepanjang daerah patahannya. “Jalur sesar ini yang ternyata membentuk kluster aktivitas kegempaannya yang sangat aktif dan intensif,” jelasnya.(*)