Transformasi Universitas Airlangga Menuju Entrepreneurial University

Sabtu 05-08-2023,22:27 WIB
Reporter : Imron Mawardi*
Editor : Yusuf Ridho

Banyak riset potensial yang telah dihasilkan Unair. Di antaranya, vaksin flu burung dan vaksin virus korona. Ada juga stem cell, semen sapi, cangkang kapsul berbahan rumput laut, dan berbagai obat herbal. Sebagian sudah diskalaindustrikan dan diproduksi. Sebagian yang lain belum dan hanya menumpuk saja di perpustakaan. 

Basis dari ini semua tentunya adalah inovasi. Karena itu, proses pembelajaran harus menekankan pada penumbuhan inovasi seperti kreativitas, critical thinking, komunikasi, dan kolaborasi. Mahasiswa harus diberi ruang yang luas untuk belajar mandiri. Juga, belajar lintas disiplin dan lintas ilmu karena kebutuhan industri yang multidisiplin. 

PTNBH  bisa banyak belajar kepada international-based practice pada universitas yang memang memiliki peringkat top dunia sebagai entrepreneurial university, Stanford University. Universitas itu menempati peringkat teratas sebagai the World’s Most Innovative Universities selama delapan tahun berturut-turut. Reuters mengidentifikasi dan memberikan peringkat kepada universitas yang paling banyak memajukan sains, menemukan teknologi baru, dan menggerakkan pasar serta industri baru.

Stanford yang berada di jantung California’s Silicon Valley telah mendirikan perusahaan teknologi paling terkenal di dunia seperti Google dan Intel. Dari tahun ke tahun, Stanford memegang posisi teratas karena menghasilkan inovasi yang disitasi oleh peneliti lain di dunia dan industri. Dalam hal ini, Reuters mendasarkan pada data dan analisis terkait pengajuan paten dan research paper citations dalam pemeringkatan. Reuters mencatat, paten yang diajukan Stanford pada 2012 sampai 2017 berjumlah 728 paten dengan tingkat keberhasilan patent granted sebesar 40,8 persen dan skor komersialisasi paten sebesar 75,2.

Mengaca pada keberhasilan Stanford University, transformasi menjadi entrepreneurial university menuntut perubahan fundamental dalam hal pengelolaan. Itu tidak mudah karena karakteristik PTN yang selama ini menggantungkan anggaran dari pemerintah. Selain itu, sistem pengelolaan universitas yang dikembangkan untuk mengelola integritas akademik kurang tepat diterapkan untuk mengelola komersialisasi. Sebagai contoh, komersialisasi aktivitas penelitian tidak diakomodasi dalam pengelolaan penelitian tradisional (Wright, 2007). 

Tantangan lainnya adalah PTN tidak memiliki naluri untuk berkompetisi. Sebab, selama ini PTN hanya bersaing dengan PT swasta domestik yang cenderung kurang diminati masyarakat. Padahal, dalam kondisi pasar pendidikan global saat ini, persaingan untuk memperoleh predikat fakultas terbaik, universitas terbaik, serta mahasiswa terbaik berlangsung sangat ketat. Begitu juga, ketika harus melakukan komersialisasi, PTNBH belum memiliki banyak pengalaman. Kemitraan dengan industri menjadi jalan satu-satunya bagi PTNBH dalam melakukan kapitalisasi pengetahuan. 

Meski suatu keniscayaan, transformasi perguruan tinggi (PT) harus dilakukan secara hati-hati. Sebab, meski harus  menyesuaikan pasar –kebutuhan industri– PT tak boleh kehilangan ruhnya sebagai lembaga pendidikan. Bahwa perguruan tinggi mengemban amanah mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat.

Juga, mengembangkan potensi mahasiswa menjadi manusia beriman, berilmu, cakap, kreatif, dan bertanggung jawab. Bukan hanya menyiapkan lulusan yang siap bekerja pada industri dengan pengetahuan dan skill-nya. (*)

*) Dosen ekonomi dan bisnis, wakil dekan II Fakultas Teknologi Maju dan Multidisiplin Universitas Airlangga.

 

 

Kategori :