PERGURUAN tinggi negeri badan hukum (PTNBH) kini ramai-ramai melakukan transformasi. Dari teaching university, research university, lalu ke entrepreneurial university. Dari misi pendidikan-pengajaran, riset, dan kini misi social and economic development dengan kapitalisasi pengetahuan.
Ada dua alasan penting mengapa transformasi itu menjadi keniscayaan bagi PTNBH. Pertama, perkembangan teknologi informasi dan digital menyebabkan shifting pada hampir semua aspek kehidupan. Ratusan jenis pekerjaan diprediksi akan hilang. Di sisi lain, akan muncul jenis-jenis pekerjaan baru yang menuntut kemampuan dan penguasaan teknologi. Maka, perguruan tinggi harus menyediakan sumber daya-sumber daya yang memiliki knowledge dan skill yang technology-friendly yang dibutuhkan industri di masa depan.
BACA JUGA:FGD dan Rapat Pimpinan Universitas Airlangga (2-Habis): Membangun Reputasi PT di Tingkat Global
Kedua, PTNBH pelan-pelan ”dilepas” oleh pemerintah. Meski bernama PT negeri, anggaran dari pemerintah untuk universitas PTNBH terus dikurangi. Di antaranya, dengan tidak lagi memberi pegawai negeri sipil (PNS) yang gajinya ditanggung pemerintah. Meskipun pada saat yang sama, banyak PNS di PTNBH yang memasuki masa pensiun.
Dengan begitu, ke depan dana dari pemerintah terus menurun dan bisa jadi suatu saat tidak ada lagi dana dari pemerintah. Karena itu, PTNBH harus menyiapkan diri untuk bisa mandiri dengan menggali sumber-sumber pendapatan di luar pendapatan dari mahasiswa (UKT dan UKA).
Konsep entrepreneurial university dipopulerkan Etzkowitz pada 1983. Istilah itu digunakan untuk mendeskripsikan fenomena upaya perguruan tinggi di Eropa dalam memanfaatkan sumber daya yang dimiliki untuk memperoleh sumber daya pendanaan. Saat itu PT-PT di Eropa juga mengalami kondisi serupa dengan PTNBH saat ini. Yakni, makin berkurangnya bantuan pemerintah.
Entrepreneurial university pun didefinisikan sebagai lembaga akademik yang mendorong pembangunan ekonomi dan kapitalisasi pengetahuan (Etzkowitz & Leydesdorff, 2000). Orientasi kewirausahaan dalam pengelolaan perguruan tinggi memiliki manfaat bagi perguruan tinggi, juga berkontribusi pada pembangunan ekonomi nasional, melalui penciptaan lapangan kerja.
Rothaermel (2007) menyebutkan bahwa entrepreneurial university adalah evolusi yang alami dari sebuah sistem universitas yang menekankan pada pembangunan ekonomi sebagai perluasan dari mandat pendidikan dan penelitian. PT memiliki peluang untuk bertransformasi menjadi entrepreneurial university karena adanya kebutuhan dan peluang komersialisasi kegiatan penelitian. Juga, komersialisasi melalui penciptaan usaha-usaha baru oleh universitas (spinning off companies) (Franklin dkk, 2001).
Salah satu PTNBH yang melakukan transformasi itu adalah Universitas Airlangga (Harian Disway, 2 Agustus 2023). Rektor Unair M. Nasih menyebutkan bahwa sudah saatnya Unair mengubah fokus. Bukan lagi research university, melainkan entrepreneurial university. Itu tidak berarti meninggalkan riset. Namun, riset tidak hanya berhenti pada outcome, tapi output. Yaitu, mempunyai kebermanfaatan kepada masyarakat dan Unair.
Riset harus dilanjutkan pada hilirisasi dan kapitalisasi. Temuan dari riset-riset yang dilakukan dosen-dosen Unair sedapat-dapatnya bisa diterapkan pada masyarakat dan industri. Hasil riset sedapat-dapatnya bukan dalam skala laboratorium, tapi bisa di skala industri.
Unair sudah cukup berhasil menjadi research university dalam delapan tahun ini. Hal itu bisa dilihat dari keberhasilannya dalam menghasilkan riset-riset bagus yang dipublikasikan pada jurnal bereputasi. Jika pada 2016 Unair hanya menghasilkan 168 publikasi pada jurnal bereputasi terindeks Scopus, tahun ini hingga Juli sudah mencapai 1.600. Seperti tahun lalu, target Unair adalah 3.000 jurnal terindeks Scopus dan Web of Science, dan 1.000 di antaranya pada jurnal Q1 dan Q2.
Itu pula yang membuat lembaga pemeringkatan universitas global, Quacquarelli Simonds (QS), menempatkan Unair pada posisi ke-345 universitas terbaik dunia (world university ranking/WUR) untuk 2024. Itu sekaligus menempatkan Unair di peringkat keempat universitas terbaik di Indonesia di bawah UI, UGM, dan ITB.
Bahkan, pada QS WUR by subject, banyak bidang di Unair yang merupakan terbaik di Indonesia. Bidang economics and econometrics, misalnya, Unair nomor satu di Indonesia di atas UI dan UGM. Begitu juga bidang akuntansi, hukum, linguistik, dan farmasi. Kedokteran, manajemen, dan beberapa bidang yang lain berada di peringkat dua-tiga terbaik Indonesia.
Untuk menjadi entrepreneurial university, Unair harus fokus pada keunggulan pada health science dan natural science. Bidang itu harus menghasilkan riset-riset berkualitas yang dihilirisasi menjadi produk-produk yang bermanfaat bagi masyarakat. Di sinilah entrepreneurship sangat dibutuhkan sehingga selain bermanfaat bagi masyarakat dunia, hasil-hasil riset itu juga menguatkan kemandirian Unair di masa depan.