JAWA BARAT, HARIAN DISWAY- Setiap daerah pasti punya kisah misteri. Kisah yang belum jelas kebenarannya tapi diyakini warga setempat. Diceritakan dari generasi ke generasi. Termasuk Jawa barat.
Provinsi yang dikenal didiami suku Sunda ini dikenal dengan paranoma alam yang indah. Tapi di balik itu, masih banyak tersimpan cerita yang tidak dapat diterima oleh akal manusia. Masih banyak yang mempercayainya, kendati zaman sudah semodern ini.
Masyarakat di tanah sunda itu masih memegang erat ucapan nenek moyang. Banyak tempat yang menjadi urban legend dan penuh dengan nuansa mistis. Membuat bulu kuduk merinding. Salah satunya adalah Lulun Samak, tokoh mistis yang ada aliran sungai.
BACA JUGA:Daebak, Lagu Rainy Days Milik V BTS Puncaki Chart iTunes di 70 Negara
BACA JUGA:Gagal Dapat Mangsa, Dua Begal Asal Bangkalan, Madura Malah Bertemu Polisi
“Jangan main di sungai, nanti diseret lulun sawak.” Bagi orang Sunda, larangan ini sering dilontarkan seorang ibu kepada anak-anaknya. Warga sekitar percaya bahwa sosok lulun samak itu nyata dan menguasai sungai.
Sosok Lulun Sawak ini digambarkan sebagai hantu yang menampakkan diri dengan wujud sebuah tikar anyaman yang mengapung di atas permukaan air. Masyarakat Sunda percaya jika ada orang yang mendekati atau mengambil tikar itu, orang tersebut akan lenyap, tergulung masuk ke dalam air.
Konon katanya orang yang tergulung oleh Lulun Samak tidak akan kembali sebelum si korban tewas. Korban baru dapat ditemukan mengambang beberapa hari setelah insiden.
Urban legend turun temurun ini juga diyakini dapat menghisap habis darah manusia entah yang berda di perahu ataupun orang berenang di sungai.
BACA JUGA:Puncak Kekeringan Agustus-September, 3 Strategi PUPR Sediakan Air Bersih Untuk Warga
BACA JUGA:Setangkup Keluhan untuk Kevin de Bruyne Dkk
Kisah hantu penunggu sungai ini bermula dari kebiasaan masyarakat Sunda yang memandikan jenazah menggunakan tikar anyam sebagai alas. Usai menyemayamkan jenazah, tikar dari daun pandan itu pun dibuang ke sungai. Dari sini lah muncul berbagai cerita-cerita horor dari masyarakat setempat.
Cerita yang memperkuat hantu urban legend ini adalah cerita segerombolan anak sekolah yang bermain di sungai. Ketika pulang sekolah, mereka bersama-sama menuju sungai yang tak jauh dari rumah mereka. Mereka bermain, berenang, dan merendamkan diri di air yang sejuk nan jernih.
Salah satu dari mereka naik ke tepian sungai. Masih di sekitaran sungai, anak itu naik ke atas pohon mengamati teman-temannya asyik berenang. Tak selang berlama, anak itu melihat benda asing mengambang menuju kawan-kawannya. Segera ia berteriak kepada teman-temannya. “Hei! Cepat naik, ada samak (tikar) di sungai.”
Bukannya digubris, peringatan itu malah diledek temannya. Tragisnya, satu dari mereka kemudian tenggelam. Sudah dua hari dicari, sayangnya anak itu tidak ditemukan. Setelah beberapa hari dicari, jasad korban ditemukan tanpa nyawa. (*)