Puncak Kekeringan Agustus-September, 3 Strategi PUPR Sediakan Air Bersih Untuk Warga

Puncak Kekeringan Agustus-September, 3 Strategi PUPR Sediakan Air Bersih Untuk Warga

Puncak kekeringan pada bulan Agustus -September menunjukkan pentingnya sistem pengelolaan sumber daya air melalui embung, situ maupun waduk. Baik dalam penyediaan air minum maupun irigasi pertanian-Kementerian PUPR-

JAKARTA, HARIAN DISWAY - Kementerian PUPR menerapkan 3 strategi utama untuk mengatasi kekeringan di musim kemarau tahun 2023. 

Berdasarkan prediksi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) musim kemarau tahun 2023 ini sudah mulai berlangsung sejak Maret dengan titik puncak pada Agustus-September 2023. 

Staf Ahli Menteri PUPR Bidang Teknologi, Industri dan Lingkungan Endra Saleh  Atmawidjaja mengatakan, prioritas utama dalam mitigasi kekeringan adalah pada pemenuhan kebutuhan air bersih untuk masyarakat. 

BACA JUGA:Puncak Kekeringan Agustus-September, PUPR Minta Balai dan Pemda Pantau Waduk dan Embung Utama

“Setelah air bersih terpenuhi, maka baru air dialirkan untuk daerah-daerah irigasi atau lahan-lahan pertanian,” jelas Endra Jumat, 11 Agustus malam.  

Untuk konsumsi air bersih, Kementerian PUPR menerapkan tiga strategi. Pertama mengoptimalkan sistem eksisting dengan melakukan langkah-langkah cepat/darurat untuk wilayah terdampak. 

Kedua, membangun sumur bor baru pada wilayah dengan intensitas hujan rendah. Kemudian ketiga melakukan pemantauan terhadap 13 waduk utama untuk memastikan tampungan air tetap optimal.

BACA JUGA:Tidak Hanya Gagal Panen dan Kekeringan, Dampak El Nino Bisa Picu Penyebaran Penyakit

"Pertama melakukan rehabilitasi dan pemeliharaan untuk sumur-sumur yang ada, Kemudian melakukan pengaturan (buka-tutup) terhadap pintu-pintu air di bendungan dan embung untuk mempertahankan elevasi/muka air,” jelas Endra.  

Kemudian jika sebuah daerah berada pada kondisi yang sangat ekstrim dimana  air sudah kering dan tidak ada cekungan air tanah (CAT), akan dilakukan mobilisasi bantuan air dengan truk-truk tangki. 

Mobilisasi akan dilakukan oleh Ditjen Cipta Karya bekerjasama dengan pemerintah daerah.

Kementerian PUPR juga melakukan kegiatan operasi dan pemeliharaan seluruh sumur eksisting yang ada bagian dari program OPOR (Operasi Pemeliharaan Optimalisasi dan Rehabilitasi) 

BACA JUGA:Indonesia Mulai Terdampak El Nino, Warga Harus Bersiap Kekeringan Lebih Parah

Targetnya adalah sekitar 8.213 sumur bor dengan kapasitas 72,02 meter kubik per detik.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: