SURABAYA, HARIAN DISWAY – Sejak dibangun tahun 1920, Grha Wismilak telah berganti nama, fungsi, dan kepemilikan.
Pada periode awal riwayat gedung ini, yakni antara tahun 1920 hingga tahun 1936, Gedung ini tercatat dimiliki oleh seorang pengusaha gula bernama Paul Alexander Johannes Wilhelm Brandenburg van der Gronden.
Menurut catatan Wismilak, pada tahun 1936, gedung dua lantai yang berarsitektur kolonial tersebut berganti nama menjadi Toko Yan.
Pihak Wismilak sempat mendapatkan penuturan langsung dari mantan pegawai Toko Yan yang masih hidup. Bernama Oei Hian Hwa.
BACA JUGA:Sejarah Graha Wismilak, Gedung Yang Disita Polda Jatim
Dalam artikel yang diunggah di laman resmi Wismilak, saat mengunjungi gedung tersebut, Oei Hian Hwa sudah berusia berusia 96 tahun. Artinya, kunjungan tersebut kemungkinan dilakukan tahun 2010.
Pada saat bekerja di Toko Yan tahun 1936, Oei Hian Hwa masih berusia 22 tahun. Namun ia masih ingat betul berbagai kenangan saat dia masih bekerja di tempat itu.
Oei bercerita, Grha Wismilak dahulunya adalah Toko Yan, cabang dari Toko Piet (yang kemudian menjadi Toko Metro) di jalan Tunjungan.
“Ada 26 orang yang tinggal di loteng gedung ini. Dibuat mess pegawai toko Piet dan Toko Yan, khusus yang tidak punya rumah tangga, termasuk saya,” kenangnya.
BACA JUGA:30 Tahun Tempati Cagar Budaya, Wismilak Mampu Merawat dengan Sangat Baik
Lantai 2 Grha Wismilak dibagi menjadi empat kamar dengan bagian depannya ada ruangan luas yang biasa digunakan untuk main ‘ping-pong’. Lantai atas digunakan sebagai kantor dan tempat aktivitas pegawai toko.
“Sementara lantai bawah untuk toko, sedangkan halaman samping untuk badminton,” terang Oei Hian Hwa.
Waktu itu, Oei sendiri bekerja di bagian administrasi. Dari situ ia mengetahui bahwa Toko Yan menyewa secara bulanan dari seseorang bernama Han Sing Kien yang berkantor di Jl. Ngemplak yang saat ini menjadi markas Garnisun Kota Surabaya.(*)