Jokowi Ingin KTT BRICS Bisa Reformasi Tata Kelola Dunia

Jumat 25-08-2023,17:07 WIB
Reporter : Mohamad Nur Khotib
Editor : Noor Arief Prasetyo

PRESIDEN Joko Widodo dijadwalkan pulang ke Tanah Air hari ini, Jumat, 24 Agustus 2023. Lawatan perdana ke Afrika selama lima hari itu membuahkan berbagai kerja sama. Terutama dengan negara-negara berkembang seperti Tanzania, Mozambique, Kenya, dan Afrika Selatan.

Spirit untuk bersatu itu dilantangkan Jokowi pada Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ke-14 Brazilia, Russia, India, China, South Africa (BRICS) di Johannesburg, Afrika Selatan, Kamis, 24 Agustus 2023, waktu setempat.


Diaspora Indonesia di Afrika Selatan heboh berebut swafoto bersama Presiden Joko Widodo di sebuah hotel di Johannesburg, Afrika Selatan.-Setpres-

Jokowi menyampaikan pandangannya terhadap situasi dunia saat ini. Bahwa pergerakan dunia seolah tanpa nakhoda dan kompas yang jelas. Itu dibuktikan dengan makin maraknya perang, konflik, krisis pangan, hingga perubahan iklim yang terus mengintai manusia.

BACA JUGA:Akademisi Indonesia Ikut BRICS 2nd Postgraduate 2023 di Afrika Selatan

BACA JUGA:Sejarah Ditorehkan: Wahana Antariksa India Sukses Mendarat di Permukaan Bulan

“Melalui pandemi, kita diajarkan bahwa krisis global tak bisa selesai kalau kita bekerja sendiri atau sekelompok negara saja,” tandasnya di hadapan puluhan pemimpin negara. Oleh karena itu, harus ada kolaborasi bersama. Ia pun menegaskan bahwa kehadirannya tidak sebagai pemimpin Indonesia.

Lebih dari itu, Jokowi menyatakan diri sebagai sesama pemimpin The Global South yang mewakili 85 persen populasi dunia. Yang menghendaki adanya win-win formula. 

Indonesia harus menjadi bagian dari solusi kekacauan global. Sebagaimana Konferensi Asia-Afrika (KAA) di Bandung pada 1955 silam yang digagas oleh Presiden Soekarno. “Kehadiran saya di sini juga didasari keinginan untuk terus menghidupkan spirit KAA Bandung yang masih relevan hingga kini,” tandasnya.

Solidaritas dan soliditas antarnegara berkembang perlu terus diperkuat. Harus disepakati ulang oleh semua negara. Konsisten bersama menerapkan hukum internasional dan hak asasi manusia.

BACA JUGA:Mengenal Misi Chandrayaan-3 yang Sukses Mendarat di Kutub Selatan Bulan

BACA JUGA:Awas! Daerah-Daerah di Jateng-Jatim ini Alami Bahaya Kekeringan

Itu poin penting sebelum menjalin kerja sama. Sebab, kata Jokowi, tatanan ekonomi dunia kini makin tidak adil. Rakyat miskin dan kasus kelaparan terus bertambah. Situasi seperti ini tak boleh dibiarkan.

Jokowi ingin negara-negara berkembang terus bersatu. Terutama dalam memperjuangkan hak-haknya. Menolak diskriminasi perdagangan. Dan meminta tak ada pihak mana pun yang menghalangi hilirisasi industri.

“Kita semuanya harus terus menyuarakan kerja sama yang setara dan inklusif,” tegas Jokowi. Dan BRICS, imbuhnya, dapat menjadi bagian terdepan untuk memperjuangkan keadilan pembangunan. Bahkan juga mereformasi tata kelola dunia yang lebih adil. (*)

Kategori :