SURABAYA, HARIAN DISWAY - Ratusan keris dengan berbagai bentuk dapur, pamor, tangguh, dan model dipamerkan dalam Gebyar Budaya Keris Nusantara tahun 2023 di Kantor DPD Partai Golkar Jawa Timur.
Pameran tersebut digelar oleh ormas Musyawarah Kekeluargaan Gotong Royong (MKGR) Jawa Timur. Sebanyak seribu lebih keris dari berbagai pengusaha dan kolektor di Jawa Timur dipamerkan.
Salah satu kolektor berasal dari Magetan. Namanya Masirun Husain. Ia mengenakan busana serba hitam dengan peci putih.
BACA JUGA:Khofifah Ajak Masyarakat Jatim Ramaikan Porprov VIII Jatim, Ini Link Pendaftarannya
BACA JUGA:Series Jejak Naga Utara Jawa (20) : Keris Bertengger di Dalam Kelenteng
Kumis tebal yang melintang di wajahnya menjadi ciri khas pria yang akrab dipanggil "Mbah Run Keris" itu.
Stand milik Mbah Run berada di ujung kanan, menghadap selatan. Keris-kerisnya adalah koleksi keris Magetan.
Teksturnya halus. Ukiran pada besinya pun mulus. Tak ada kasar-kasarnya sama sekali. Itulah pusaka koleksi yang disebut sebagai keris Ki Ageng Mageti.
Menariknya, Mbah Run mengaku sebagai kawan Dahlan Iskan, founder Harian Disway.
Mereka bersahabat ketika sama-sama menempuh ilmu di Ponpes Sabilil Muttaqien, Takeran, Magetan.
"Tanya Mas Dahlan. Saya kawan satu kelompoknya dengan Nur Hasim waktu sekolah. Beliau memang anak pintar saat itu," ujarnya, lantas tersenyum.
Keris-keris Ki Ageng Mageti itu sebagian besar adalah keris milik Ponpes Sabilil Muttaqien.
"Soal itu Mas Dahlan pasti tahu. Kyai kami kolektor keris. Jumlahnya ratusan, mungkin ribuan. Banyak juga yang diberikan kyai untuk para santrinya, termasuk saya," ungkapnya, sembari memperlihatkan keris tersebut.
BACA JUGA:Brawijaya Awards: Babinsa Kodim 0804/Magetan Jadi Dalang dan Dirikan Rumah Pintar
Pun, Mbah Run adalah keturunan dari Ki Ageng Mageti, bupati pertama Magetan sekaligus pembabat alas. Nama "Magetan" disematkan untuk kawasan tersebut, diambil dari nama tokoh Mageti.
Maka koleksinya itu telah berusia ratusan tahun. Kira-kira sejak era Perang Diponegoro. Mbah Run merawatnya dengan cara meminyakinya setiap hari.
"Lalu harus sering dibuka. Kalau waktu bulan Suro, dijamas atau dicuci. Itu saja tips untuk merawat keris," terang pria 69 tahun itu.
Selain teksturnya yang halus, keris Ki Ageng Mageti punya ciri khas lain. Yakni pada bagian paksi atau besi kecil gagang keris, terdapat ukiran berbentuk bulat menonjol.
"Kalau keris biasa, paksinya panjang, melancip. Ini ujungnya besi berukir," ungkapnya, lalu menunjukkan bagian paksi keris tersebut.
Keris-keris itu konon digunakan oleh para prajurit Pangeran Diponegoro. Mbah Run menjelaskan bahwa saat genting, pasukan Diponegoro dilindungi dan diberi tempat oleh Ki Ageng Mageti.
Salah satu penggunanya adalah Sentot Prawirodirdjo. Pahlawan Nasional kelahiran Maospati, Magetan, itu melawan Belanda bersama Pangeran Diponegoro.
Pahlawan Sentot kemudian ditangkap dan diasingkan di Bengkulu hingga wafat. (*)