Brawijaya Awards: Babinsa Kodim 0804/Magetan Jadi Dalang dan Dirikan Rumah Pintar
Pelda Sigit Ramli seorang Babinsa juga Dalang. Tanggapannya lumayan banyak-Dok. Pribadi-
SURABAYA, HARIAN DISWAY - Seorang anggota TNI tidak hanya dituntut memiliki fisik yang kuat. Namun ia juga harus memiliki visi pelayanan masyarakat. Di Kodim 0804 / Magetan, ada seorang budayawan yang menjadi Babinsa. Itulah gelar yang disematkan oleh Noor Arief Prasetyo ketua tim juri Lomba Babinsa Inspiratif, kepada Pelda Sigit Setiono.
Pria yang berdinas di Koramil 0804/08 Barat ini memiliki darah seni yang kental. Ayahnya adalah seorang dalang. Bakat itu pula yang diturunkan kepadanya.
Sigit pun tidak menyia-nyiakan bakatnya. Meski bertugas sebagai abdi negara, ia masih tetap bisa menjadi budayawan. Dalam tugasnya di Babinsa, ia turut melestarikan budaya.
Pelda Masyhuriah dan Rekan Babinsa Kodim 0804/03 Panekan dalam kegiatan Rumah Pintar-Dok Pribadi -
BACA JUGA:Brawijaya Awards,
BACA JUGA:Mengulang Memori Manis di Kamboja, Timnas U-22 Indonesia vs Filipina di Laga Perdana SEA Games 2023
BACA JUGA:Hampir Separo Pemudik Belum Kembali
Sigit sering diundang untuk mendalang. Bulan ini saja sudah memiliki jadwal tanggapan (pementasan) di 10 tempat. Ia juga biasa mementaskan campur sari dan ketoprak. Dengan berkesenian ia bisa menyatu dengan masyarakat.
Doan Widhiandono anggota tim juri menanyakan, apakah dalam berkesenian bisa membantu dirinya saat bertugas sebagai Babinsa. “Pada saat saya pagelaran, waktu-waktu jeda bisa dimanfaatkan untuk menyampaikan program-program Babinsa,” kata Sigit menjawab pertanyaan Doan. Dan cara itu menurutnya justru mendapatkan banyak simpati masyarakat
Sementara rekan Sigit sesama Babinsa, yakni Pelda Masyhuriah dari Koramil 0804/03 Panekan memiliki program rumah pintar.
BACA JUGA:Gerindra-PKB Sulit Dipisahkan, Prabowo-Muhaimin Punya Kans Besar Berpasangan
BACA JUGA:Brawijaya Awards; Perjuangan Babinsa Kodim 0808/Blitar Yakinkan Warga Untuk Vasektomi
--
Kepada ketiga juri, Masyhuriah memaparkan rumah pintar yang didirikannya merupakan tempat pendidikan non formil. “Kita menjadikan rumah pintar ini sebagai wahana edukasi. untuk pendidikan karakter, cinta lingkungan, belajar tentang profesi,dan outbond,” ujarnya.
Sistem pembelajarannya pun dilakukan secara indor dan outdor. Dari pengalamannya mengajar, Masyhuariah mengungkap alasan mengapa anak-anak kurang memiliki minat membaca. Menurutnya itu disebabkan karena mereka tidak diberikan literasi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: