Gerakan tubuh dari kekhusyukan itu muncul secara tidak langsung. Seperti berdzikir. Tanpa terasa kepala akan bergoyang, begitu pula bahu saat seseorang sedang melafalkan doa.
Hal itulah yang nampak dari karya tarian yang berjudul Silo itu. Dalam beberapa adegan, para penarinya mengenakan peci sebagai simbol spiritualitas Islam.
Tarian untuk mencapai Tuhan melalui gerakan berulang atau repetitif dan personal. ''Karya ini adalah perkembangan dari karya Sila, yang saya ciptakan ketika mengikuti residensi di American Dance Festival tahun lalu,'' papar Hari Ghulur.
Penari menampilkan tarian kontemporer berjudul SILO karya Hari Ghulur asal Madura saat Sawung Dance Festival di Gedung Cak Durasim, Taman Budaya Jawa Timur, Surabaya, Jawa Timur, Jumat, 22 September 2023 malam. -Julian Romadhon-Harian Disway
BACA JUGA: Tarian Kilin sambut Imlek
Dalam wawancara usai berpentas, Hari Ghulur menggambarkan Silo sebagai ruang eksplorasi tubuh organik dengan konstruksi batas ruang budaya tubuh.
"Silo sebagai sebuah koreografi dan laku ritual, merupakan ikhtiar mencapai puncak emosi dan spiritual yang dilakukan justru dengan posisi terbatas dan menempel pada tanah atau membumi,'' ujar ayah dua anak itu.
Dalam pementasan Sawung Dance Festival hari pertama itu, Hari membawa serta empat penari lain: Patry Eka, Puri Senjani, Errina Aprilyani dan Angga Tirta Aditya. (*)