''Apabila antara Prabowo dan GNPF Ulama, PA 212, serta FPI tidak rujuk kembali, maka dikhawatirkan akan saling bermusuhan dan berlawanan di saat pemilihan presiden tahun 2024,'' kata Ujang Komarudin.
Ujang Komarudin menambahkan bahwa organisasi kemasyarakatan (ormas) islam lainnya belum memiliki sikap mendukung Prabowo untuk pemilihan presiden 2024.
BACA JUGA: Survei ARCI: Elektabilitas Prabowo Unggul di Jatim dengan Nilai 39,33 Persen
Berbeda dengan sikap Partai Gerindra yang diplomatis, Prabowo jelas menunjukkan kekecewaan atas hilangnya dukungan dari GNPF Ulama, PA 212, dan FPI.
''Saya sekarang sudah ke sini, tetapi kenapa beliau malah ke sana,'' ungkap Prabowo setengah bercanda ketika ditanya pers pada Sabtu (23/09/2023). Ia menunjukkan penyesalan, meskipun dikemas dengan guyonan.
BACA JUGA: Tanggapi Isu Prabowo Tampar dan Cekik Wamen, Jokowi: Pak Prabowo Sekarang Sabar Kok
Namun, sekali lagi, seperti diungkapkan Habiburohman, ia juga menghormati setiap keputusan politik yang dibuat oleh setiap pihak. Karena itu adalah hak masing-masing.
''Karena dunia politik itu bukan dunia yang statis, tetapi dunia yang dinamis. Dan selalu bergerak terus ke hal yang lebih baik lagi,'' kata Prabowo. Mungkinkan mereka rujuk kembali? (*)