Sehari menjelang malam penganugerahan, Bhabinkamtibmas Bripka Imam menghubungi tim juri. “Kalau seandainya pak Pj Klebun (kepala desa,Red) tidak bisa hadir, apakah bisa diwakilkan?” tanyanya.
Dengan tanpa membocorkan hasil pleno yang telah menempatkan Batuporo Barat di jejeran tiga juara terbaik, tim juri menjelaskan bahwa pada dasarnya tidak ada masalah jika salah satu pilar diwakilkan.
Tiga pilar Batuporo Barat ngemper di lorong RSUD Mohammad Zyn Sampang mengunjungi warga desa yang sakit selepas menerima penghargaan di Gedung Grahadi, Kamis dinihari, 21 September 2023. Tampak Pj Kepala Desa Batuporo Hasan (batik biru), rebahan karena ku-Istimewa-
Namun, tim juri juga menekankan bahwa sayang sekali jika melewatkan kesempatan mendapatkan penghargaan bergengsi tingkat Jawa Timur, apalagi Gubernur, Kapolda Jatim, dan Pangdam V/Brawijaya dijadwalkan hadir.
Malam sebelum penghargaan, Hasan akhirnya muncul juga meskipun dengan wajah kuyu dan langkah gontai. “Ini saya jekaje (madura: ditahan-tahan. Disempatkan walaupun sakit-Red),” ujarnya.
Kembali ke Kamis dinihari pasca penghargaan, rombongan Batuporo Barat tiba di RSUD Sampang, menjenguk pasien. Karena kelelahan dan dalam kondisi sakit, Hasan rebah begitu saja di lorong rumah sakit.
Sementara di dekatnya, rombongan Batuporo membagikan beberapa nasi bungkus untuk ransum makan malam yang belum sempat mereka nikmati.
Sambil makan di lorong rumah sakit, ketiga pilar mendengarkan cerita dari keluarga pasien Abdur Ro’uf. Hasan sendiri tergeletak lemas di lantai lorong rumah sakit.
“Langsung ke RSUD Sampang. Ada warga yang sakit,” kata Serma Andre sambil mengirim gambar ke ponsel salah satu anggota tim juri.
Setelah melakukan pengecekan dan memastikan semua layanan terpenuhi, rombongan Batuporo kembali ke mobil dan meluncur keluar dari gerbang rumah sakit menjelang pukul 03.00.
Mereka sampai di desa menjelang Subuh. Langsung menuju rumah masing-masing untuk istirahat.
Esok harinya, sekitaran sore hari, baru mereka berkumpul di kantor desa dengan beberapa perangkat dan tokoh setempat.
Pembicaraan tidak terlalu serius, hanya seputar cerita-cerita bagaimana mereka yang belum sepenuhnya menyangka bakal mendapatkan gelar juara.
Padahal hari-hari sebelumnya, banyak selentingan dari warga desa sebelah yang meremehkan upaya mereka mengikuti kompetisi Anugerah Patriot Jawi Wetan. Ada yang bilang, Batuporo Barat tidak mungkin masuk 10 besar. Apalagi juara.
Kabar tentang kesuksesan Batuporo pun cepat menyebar ke seantero Kecamatan Kedungdung.
Namun, ketika ditanya bagaimana dan apa yang akan dilakukan selanjutnya oleh tiga pilar Batuporo setelah menerima penghargaan, Serma Andre agak bingung menjawabnya.