SURABAYA, HARIAN DISWAY - Para finalis Duta Budaya dan Pariwisata Religi Jawa Timur 2023 diberi pembekalan dari Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama (ISNU) tentang keilmuan, kontribusi kepemudaan dan inovasi. Yang memberikan materi adalah Ketua ISNU Jatim Prof HM Mas'ud Said.
Sesi tersebut merupakan rangkaian Pemilihan Duta Budaya dan Pariwisata Religi Jawa Timur 2023. Kegiatan itu merupakan kerja bareng ISNU Jatim, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Jatim, dan Bank Jatim Syariah. Sejak Jumat 29 September 2023, para finalis dikarantina di Hotel Crown Prince, Surabaya.
Finalis Duta Budaya dan Pariwisata Religi Jawa Timur mengikuti pembekalan saat karantina di Hotel Crown Prince, Surabaya, 29 September 2023. -Foto: Tomy Gutomo-Harian Disway-
Para finalis ini merupakan hasil seleksi dari ratusan pendaftar. Terpilih 60 besar finalis yang terdiri dari 30 finali spria dan 30 finalis perempuan. Saat karantina itulah mereka mengikuti pembekalan dari berbagai narasumber yang kredibel di bidang masing-masing. Misalnya pembekalan tentang kawasan wisata religi di Jatim oleh Kabid Destinasi Pariwisata Disbudpar Jatim Susiati, dan Umi Rodiyah dari Bank Jatim Syariah.
Umi Rodiyah, SEVP Usaha Bank Jatim Syariah memberikan materi tentang ekonomi dan keuangan syariah kepada finalis Duta Budaya dan Pariwisata Religi Jawa Timur. -FOTO: MOCH SAHIROL-HARIAN DISWAY-
Mereka terpilih sebagai generasi muda yang akan turut mempromosikan budaya dan pariwisata religi di Jawa Timur. Prof Mas'ud Said, ketua ISNU Jawa Timur, berharap mereka dapat mendorong Jatim sebagai pusat destinasi wisata religi. "Ada hubungan erat dengan program Gubernur Khofifah: Jatim Sejahtera, dan masa depan ekonomi adalah berbasis tourism," ujarnya.
BACA JUGA: Ketua ISNU Jatim Bagi Resep Total Football Kelola Organisasi
Kabid Destinasi Pariwisata Disbudpar Jatim Susiati memberikan materi tentang wisata religi di Jatim. -FOTO: MOCH SAHIROL-HARIAN DISWAY-
Wisata religi di Jawa Timur cukup banyak ditemukan. Dalam paparan pembekalannya kepada para finalis, Prof Mas'ud menyampaikan bahwa masyarakat Jawa Timur 96 persen adalah muslim. Pergi ke tempat religi adalah salah satu sarana untuk mencukupi kebutuhan rohaniah.
"Hampir di setiap kabupaten atau kota terdapat masjid Jami' yang dibangun pada abad 18-19. Itu cagar budaya yang perlu dimaksimalkan," ungkap direktur Pascasarjana Unisma itu. "Belum lagi di setiap masjid pasti ada tokohnya. Ada walinya. Baik pendiri maupun seseorang yang pernah melakukan syiar dan sangat berpengaruh bagi masyarakat. Itu yang seharusnya digali terus," tambahnya.
Prof Mas'ud lantas bercerita soal pengalaman pribadinya ketika berwisata ke berbagai masjid di Nusantara. Seperti Masjid Bayan di Lombok Utara, yang dibangun pada abad ke-16, Masjid Al-Hilal Katangka di Sulawesi Selatan, hingga ke berbagai masjid tua di pesisir Pantai Utara Jawa.
"Kalau di Jawa Timur, ada Masjid Ampel yang dibangun pada abad ke-14. Masjid Bungkuk di kawasan Singosari yang dibangun tahun 1940, Masjid Jami' Malang pada 1890an. Itu semua cagar budaya dan wisata religi yang patut dilestarikan dan digaungkan," katanya.
Ia pun mengajak semua finalis untuk bergabung bersama ISNU dan turut mendorong potensi pariwisata religi di Jawa Timur. Sebagai organisasi besar, NU dan ISNU memberikan dampak yang besar terhadap industri pariwisata religi di provinsi tersebut.
Semangat Ketua ISNU Jatim Prof Mas'ud Said saat memberikan pembekalan kepada finalis Duta Budaya dan Pariwisata Religi Jatim. -FOTO: MOCH SAHIROL-HARIAN DISWAY-
Seperti kegiatan ziarah wali yang rutin digelar oleh masyarakat, merupakan bagian dari tradisi NU untuk menghormati leluhur yang bersyiar Islam. ISNU pun akan memberikan biaya kuliah gratis bagi para pemenang kompetisi tersebut, sekaligus menjadi duta ISNU.