BACA JUGA:Gibran Ideal Jadi Cawapres Pendamping Prabowo, Ungkap Sang Adik Hashim Djojohadikusumo
BACA JUGA:Prabowo Bertemu dengan Ulama di Jatim, Cawapres Mengerucut Jadi 2 Nama
Terlapor Alifurrahman sebagai jurnalis dalam YouTube soal itu tidak menyebut nama. Wartawan yang bertanya kepada Alifurrahman tentang sumber cerita tampar-cekik tidak dijawab Alifurrahman secara terperinci. Cuma disebutkan, staf di istana kepresidenan yang ada di rapat kabinet itu.
Berdasar kode etik jurnalistik, Alifurrahman melindungi identitas narasumber. Tapi, ia menyatakan begitu pastinya yakin narasumber memang ada dan benar bercerita begitu, Jika tidak, sebagai jurnalis, ia tidak mungkin memublikasi.
Identitas narasumber hanya diungkap jurnalis setelah publikasi itu jadi delik hukum. Alifurrahman wajib mengungkap identitas narasumber kepada penyidik. Juga, mengungkap secara terbuka di persidangan seandainya perkara itu kelak disidangkan.
Namun, isu itu diduga kuat terkait erat dengan politik. Terkait Pilpres 2024. Terkait pencitraan dan black campaign calon presiden. Seumpama benar itu terkait politik, penyelesaiannya tidak murni proses hukum.
Pasti bercampur deal-deal politik juga. Baik di pra-penyidikan sampai di persidangan kelak.
Itu semua bakal terungkap jika penyidik menangani perkara tersebut. Dan, membuka secara transparan hasil penyidikan. Sebab, hasil penyidikan pasti juga diungkap terbuka di persidangan. Kita tunggu saja. (*)