SURABAYA, HARIAN DISWAY - Jejak dan karier politik Edward Tannur, anggota DPR RI dari Fraksi PKB (dapil) Nusa Tenggara Timur II, mulai diburu oleh warganet. Pasalnya, Edward merupakan ayah kandung Gregorius Ronald Tannur, tersangka penganiayaan yang berujung pada kematian Dini Sera Arianti.
Dihimpun dari situs DPR.go.id, diketahui Edward Tannur lahir di Atambua, NTT, 2 Desember 1961.
Pendidikannya diawali di SD Tiga Gemit, Atambua, tahun 1967-1963.
Kemudian Edward melanjutkan jenjang pendidikan di Sekolah Menengah Pertama (SMP) Don Bosco, Atambua, 1973-1976.
Pria 56 tahun itu melanjutkan pendidikan formalnya di Sekolah Menengah Atas (SMA) Surya, Tahun 1976-1979.
Selepas SMA Edward tidak langsung berkuliah. Ia bekerja membangun usahanya swalayan Tulip pada 1980.
Selain itu, pada 1983 ia mulai merintis perusahaan jasa konstruksi.
Meski tidak memiliki titel sarjana, Edward pernah menduduki sejumlah jabatan penting di Kabupaten Timor Tengah Utara.
Sebut saja sebagai ketua di Tulip FC dan Sasana Tulip. Ia juga menjadi Ketua GAPEKNAS, Ketua KONI, Pembina PMKRI, dan Ketua DPC PKB TTU sejak 2006 hingga sekarang.
Suami dari Meirizka Widjaja itu baru mengambil pendidikan sarjana hukum pada 2006 di Universitas PGRI Kupang.
Karier politiknya bersama PKB juga terbilang moncer. Edward pernah menjadi pimpinan Fraksi PKB periode 2004-2009 di DPRD Kabupaten Timor Tengah Utara. Ia juga pernah menjadi Ketua Komisi C DPRD TTU periode 2004-2007.
Edward pernah gagal melenggang ke Senayan. Tahun 2009 ia menjadi caleg DPR RI, nanun tidak terpilih.
Kemudian pada Pemilu 2019 ia kembali mencoba peruntungannya, dan berhasil menjadi anggota DPR RI. Ia duduk di Komisi IV hingga saat ini.