SURABAYA, HARIAN DISWAY – Bayangkan, betapa leganya bila ada flyover di bundaran Dolog alias Taman Pelangi. Kemacetan bisa lenyap seketika. Pengendara pun tak perlu berdesakan lagi, terutama kala hari sudah senja.
Ya, Pemkot Surabaya melalui Dinas Sumber Daya Air dan Bina Marga (DSDABM) Surabaya sudah tuntas melakukan studi kelayakan. "Informasi dari DSDABM, yang akan dibangun adalah flyover. Bukan underpass," ungkap Wakil Ketua Komisi C DPRD Surabaya Aning Rahmawati saat dihubungi, Selasa, 10 Oktober 2023.
Bahkan, saat ini sudah masuk tahap Detail Engineering Design (DED). Yakni merencanakan dan merancang bangunan untuk menghasilkan gambar teknis secara detail. Mulai aspek struktural, mekanikal, elektrikal, tata ruang, dan tata letak bangunan secara keseluruhan.
Yang penting, kata Aning, harus dipertimbangkan betul integrasinya dengan perencanaan sarana prasarana. Terutama terkait moda transportasi jauh ke depan. "Ini biar tidak bongkar pasang juga," katanya.
Apalagi, proyek tersebut butuh biaya besar. Ditaksir mencapai Rp 50 miliar-Rp 100 miliar.
BACA JUGA : Pembebasan Lahan Flyover Gedangan Mulai Tahun Depan
Jembatan layang itu akan dibangun dengan panjang 800 meter hingga 1,3 kilometer. Lokasinya persis di tengah Jalan Ahmad Yani mengarah ke dalam dan luar kota.
Namun, Aning belum bisa memastikan kapan proyek mulai dikerjakan. Termasuk pembiayaannya bakal menggunakan APBD penuh atau langsung dari pusat. "Masih belum ke sana, ya. Nanti pas sudah pembahasan," katanya.
Proyek itu sebetulnya sudah diwacanakan sejak 1990-an. Tetapi, muncul dan tenggelam. Terakhir dibahas pada 2019 silam. Namun, terempas karena pandemi Covid-19.
"Dari dulu memang kendalanya biaya. Saat itu bahkan desain dan petanya sudah dibikin," ujar Putu Rudy Setiawan, pengamat tata kota dan transportasi Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya.
BACA JUGA : Simak Perubahan Jalur Flyover Aloha Ketika Berfungsi pada Desember 2023
Pemkot, kata Putu, sejak dulu memang sudah mengusulkan. Karena proyek itu masuk jalan nasional. Bahkan sebelumnya juga sempat direncanakan untuk membangun underpass.
Kalau dihitung secara traffic, flyover maupun underpass akan sama saja. Tidak ada perbedaan signifikan. Sama-sama akan menurunkan antrean lalu lintas.
Artinya, kemacetan memang bisa terurai di titik itu. Namun, akan bergeser ke ruas berikutnya. Terutama di Bundaran Waru untuk sisi selatan. "Persis seperti flyover Aloha nanti. Akan menumpuk di simpang Gedangan," tandasnya. (Mohamad Nur Khotib)