HARIAN DISWAY - Dialog Nasional tentang Air membahas rekomendasi tarif dan biaya air untuk membiayai investasi infrastruktur dan pengelolaan air.
"Juga Land Value Capture sebagai sumber pembiayaan air yang inovatif, dan langkah-langkah non-struktural untuk mengatasi permasalahan terkait pengurangan risiko bencana terkait air," ujar Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono menghadiri Peluncuran Laporan Hasil Dialog Nasional Tentang Air di Indonesia di Bali, Rabu, 11 Oktober 2023.
Hasil dari Dialog Nasional tentang Air yang berlangsung sejak Juli 2022 hingga Juni 2023 itu menunjukkan pentingnya air dalam mendukung pencapaian Visi Indonesia Emas untuk tahun 2045.
Dialog ini pun hasil kemitraan yang kuat antara Kementerian PUPR, Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (BAPPENAS), Asia Water Council, dan Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD).
BACA JUGA:Proyek ZAMP Mandek, PDAM Surya Sembada Gandeng ITS Jual Air Kemasan
BACA JUGA:Macet di Jalan Diponegoro Karena Pengerjaan Pipa Proyek PDAM, Pengendara Sebaiknya Lewat Flyover
Tentu juga bersinergi dengan sejumlah pihak. Di antaranya, 2nd Stakeholder Consultation Meeting (SCM) World Water Forum 2024 yang digelar hari ini. Sekaligus selaras dengan tema umum World Water Forum ke-10 yakni Water for Shared Prosperity.
"Ini dapat menjadi sumber inspirasi bagi seluruh peserta pertemuan. Selain itu juga berkontribusi pada proses regional World Water Forum," kata Basuki.
Keterlibatan yang kuat ini sebagai sebuah kesempatan untuk belajar dari berbagai pengalaman di tingkat internasional.
Juga memastikan bahwa rekomendasi kebijakan sesuai dengan konteks dan mencerminkan kebutuhan Indonesia.
Principal Administrator OECD Xavier Leflaive mengatakan, terdapat tiga rekomendasi langkah non-struktural untuk mengurangi risiko bencana yang berhubungan dengan air.
BACA JUGA:Tarif PDAM Surabaya Naik, Ini Detailnya!
BACA JUGA:Kenaikan Tarif PDAM Surabaya Tunggu Keputusan Wali Kota
Pertama, mengkoordinasikan semua institusi yang bertugas mengatasi bencana. Kedua, mempromosikan perencanaan penggunaan lahan yang berketahanan terhadap bencana.
"Dan ketiga meningkatkan sistem perkiraan banjir," ujar Xavier.