Rasa pedasnya sangat cocok untuk meredakan hawa dingin menusuk tulang. Apalagi di musim kemarau seperti ini. Konon, cuaca lereng Bromo ketika malam lebih dingin ketimbang saat musim hujan.
Sementara itu, Suku Tengger yang berdiam di Brang Wetan menanamnya sebagai tanaman pendamping. Hampir tak ada kebun atau sawah khusus yang ditanami lombok Tengger.
BACA JUGA: Ini Perbedaan Antara Hindu Tengger dan Hindu Bali
BACA JUGA: Mengapa Dinamakan Tengger? Ini Jawabannya!
"Di kawasan sini diperlakukan sebagai tanaman pendamping saja. Tapi kalau di Brang Kulon, ada banyak kebun lombok Tengger," jelas Afifa Prasetya, koordinator komunitas seni JatiSwara yang tinggal di kawasan Kandangan, Tosari, Pasuruan.
Betul. Di Tengger, cabai terong atau lombok Tengger banyak dibudidayakan oleh warga Desa Ranupani dan Argosari. Meskipun masih di level rumahan. Kalau sedang panen banyak, biasanya warga setempat menjualnya kepada para wisatawan yang sedang berkunjung ke kawasan Gunung Bromo.
Ada juga yang mencoba peruntungan dengan menjajakan cabai terong sebagai oleh-oleh khas Tengger di area padang savana Watu Gede, Bromo. Harganya hanya Rp 10 ribu per ikat.
NENDANG Pol! Berkenalan dengan cabai terong, cabai asli tengger yang pedasnya bukan main.-Guruh Dimas-Harian Disway-
BACA JUGA: Siwa Mahayana, Sebutan Kepercayaan Asli Masyarakat Tengger
BACA JUGA: Mengapa Pakaian Khas Suku Tengger Berwarna Hitam? Ini Jawabannya
Pohon lombok Tengger pun berbeda dengan tanaman lombok biasa. Tanaman lombok biasa memiliki daun yang jarang dan cenderung ramping. Sedangkan lombok Tengger, daunnya banyak, lebar, rimbun dan tinggi.
Masakan yang banyak menggunakan lombok Tengger atau cabai terong, antara lain, adalah sambal daun bawang pre khas Tengger. Atau sambal bajak petis. Itu adalah sambal favorit warga setempat.
Selain di Tengger Jawa Timur, cabai terong juga bisa ditemukan di Jawa Tengah maupun Jawa Barat. Terutama di daerah pegunungan. Misalnya di dataran tinggi Dieng Jawa Tengah, atau di Pangalengan, Bandung, Jawa Barat.
Bagaimana? Anda mau mencoba lombok Tengger? (*)