Sebab, di titik-titik itu mulai banyak dibangun pusat pendidikan, kawasan industri, hingga layanan kesehatan. Dengan begitu, permintaan angkutan umum juga ikut meningkat.
“Rute bus yang sudah kami tentukan akan melewati sejumlah pelayanan publik dan kawasan pemukiman padat penduduk,” ujarnya. Selama ini, di titik-titik tersebut memang belum ada sarana angkutan umum. Terutama yang menyambung wilayah Gresik hingga Surabaya.
BACA JUGA:Tahun Ini Bus dan Koridor Trans Jatim Ditambah
BACA JUGA:Suroboyo Bus Bebas Lampu Merah
Jika triop tiga kali sehari terlaksana, maka dalam sehari akan ada 60 kali perjalanan bus. Pembangunan halte pun akan diperbanyak ketimbang koridor I dan II. Ini demi kemudahan akses masyarakat.
Namun, imbuh Rofiq, fasilitas pendukung memang belum sepenuhnya terbangun saat ini. Hanya ada tiga halte. Padahal, targetnya sebanyak 40 halte yang akan dibangun di titik-titik yang sudah ditentukan.
Dishub Jatim menarget seluruh halte tuntas dibangun pada akhir tahun nanti. Meski sebetulnya mulai bulan ini. “Karena lelangnya molor, pembangunan juga ikut mundur,’’ terang Rofiq.
Seperti diketahui, Trans Jatim merupakan gebrakan Khofifah di bidang transportasi publik. Baru setahun berjalan. Tetapi, sudah bisa menjadi andalan masyarakat.
Terutama koridor I yang melayani rute Sidoarjo-Gresik. Jumlah penumpang terus membeludak. Sehingga jumlah armadanya pun terus ditambah. Awalnya 20 unit, kini sudah 32 unit. (*)