Ketiga adalah R.T. Djaksodipoero. Dalam pidatonya, dia mengajak para peserta kongres dapat mencermati dan memperjuangkan kepentingan kaum wanita yang sering dirugikan dalam proses perceraian (talak).
Rapat Ketiga Kongres Pemuda I
Rapat terakhir berlangsung pada Minggu, 2 Mei 1926 pukul 09.00-12.30 di Gedung Vrijmetselaarsloge.
Pembicara pertama adalah Muhammad Yamin, yang membahas tentang masa depan bahasa-bahasa Indonesia dan kesusasteraannya. Dia berpendapat bahwa bahasa Jawa dan bahasa Melayu berpeluang menjadi bahasa persatuan Indonesia.
Namun, Mohammad Tabrani tidak sependapat dengan bahasa Melayu sebagai bahasa persatuan karena seharusnya adalah bahasa Indonesia, bukan bahasa Melayu. Hal inilah yang menjadikan Kongres Pemuda I tidak menghasilkan keputusan kongres.
BACA JUGA:13 Kalimat Cantik yang Bisa Anda Pilih untuk Sambut Hari Sumpah Pemuda 2023
Selanjutnya adalah Paul Pinontoan yang menyampaikan pidato tentang toleransi agama yang berbeda demi memperkuat persatuan Indonesia. Untuk itu, dia menyampaikan kepada para pemeluk agama agar tidak memiliki sikap fanatisme agama yang berlebihan.
Setelah semua perwakilan menyampaikan pidatonya, maka Kongres Pemuda I ditutup pada hari itu juga oleh Mohammad Tabrani.
Akhir tahun 1926, hasil kongres diterbitkan oleh panitia dengan judul Verslag van het Eerste Indonesische Jeugdcongres yang artinya Laporan Kongres Pemuda Indonesia Pertama.(*)