SURABAYA, HARIAN DISWAY – Komunitas Pasien Cuci Darah Indonesia (KPCDI) menyelenggarakan Seminar awam mengenalkan transplantasi ginjal dalam terapi penyakit ginjal kronik pada Minggu, 29 Oktober 2023 di Hotel Grand Darmo Suite, Surabaya.
Acara dimulai pada pukul 10.00 WIB diawali dengan sambutan oleh ketua umum KPCDI Tony Richard Samosir. Ia memberi semangat ke pada partisipan kala itu, ia membagi pengalamannya yang telah menjalani transplantasi ginjal sejak tahun 2016, dan mejalani hemodialisis (cuci darah) sejak tahun 2009.
“Transplantasi itu bukan impian saya dulunya, tapi goal saya. Karena saya tahu untuk memperbaiki kualitas hidup ya dengan transplatasi,” ujar lelaki berkacamata itu.
BACA JUGA:Anak Usia 5 Tahun Lebih Rentan Kena Tipes, Kenali Gejala dan Cara Pengobatannya
Ketum KPCDI tersebut berharap agar Rumah Sakit (RS) DR. Soetomo dapat aktif kembali melakukan transplantasi ginjal setelah vakum di masa covid. Ia juga mengharapkan agar partisipan dapat belajar metode-metode terapi yang menurut partisipan tepat bagi dirinya sendiri.
partisipan dan pembicara acara seminar KPCDI-pribadi-pribadi
Pemateri pertama Dokter Nunuk Mardiana mengawali pembahasan mengenai latar belakang dilakukannya hemodialisis dan transplantasi ginjal secara umum yang wajib diketahui oleh pasien maupun pendamping pasien.
"Manusia memiliki ginjal sepasang, kanan dan kiri, letaknya di organ badan bagian belakang. Membahas ginjal tidak bisa lepas dari saluran kemih," kata Dokter Nunuk.
Prosedurnya, setelah kencing dihasilkan ginjal kemudian disalurkan melalui ureter dan berakhir pada kandung kemih. Ada unit terkecil pada ginjal yang disebut glumerulus, befungsi sebagai filtrasi. Setelah dari ginjal urin akan berjalan ke tubulus, pipa-pipa, sampai di kandung kemih. Glumerulus dan tubulus sendiri disebut nefron.
“Tuhan memberi kita satu juta nefron kira-kira. Jadi kalau mengalami kerusakan akan bertahap. Jadi apabila satu nefron rusak, maka nefron lain akan bekerja lebih keras menggantikan yang rusak. Itulah sebabnya gejala gagal ginjal tidak tampak. Baru tampak apabila kerusakan sudah lebih dari 90 persen sehingga harus menjalani hemodalisis,” ujar perempuan berkacamata itu.
BACA JUGA:Waspada, Cuaca Panas Tingkatkan Penyakit Tipes, Vaksinasi dan Jaminan Air Bersih Jadi Sangat Penting
Gejala gagal ginjal yang umum dapat dilihat diantaranya dari tubuh yang lemah letih lesu, anemia, nyeri pinggang, kencing pekat, terdapat pasir atau batu dalam kencing sehingga kencing mengandung darah, kuantitas kencing yang menjadi sedikit, adannya bengkak pada kaki, gatal-gatal di kulit, sakit kepala, kehilangan nafsu makan.
Sehingga tidak jarang orang kehilangan 90 persen fungsi ginjal sebelum merasakan adanya keluhan.
Setelah mengetahui ginjal mengalami masalah, harus diketahui laju filtrasi glumerulus. Yakni, kemampuan ginjal untuk memfiltrasi, dibagi dari stadium 1 hingga 5. Semakin tinggi stadium, maka kemampuan filtrasi semakin menurun.
Stadium keparahan juga bisa berdasarkan kebocoran kencing di mana indikasinya urin berbuih, kencing darah, dan kuantitas kencing sedikit. Hal tersebut bisa disebabkan berbagai faktor, diantaranya usia dan gender.