HARIAN DISWAY - Persekutuan Gereja-Gereja di Indonesia (PGI) mengutarakan keprihatinan yang mendalam terhadap perang Palestina dengan Israel.
Bencana kemanusiaan tersebut telah memakan banyak korban jiwa. Ribuan orang sampai kalangan anak-anak terluka, bahkan tak sedikitpun yang meninggal dunia.
Kementerian Kesehatan Palestina di Gaza menyatakan per hari Kamis, 2 November 2023, total 9.061 orang warga Gaza tewas akibat serangan udara Israel selama 3 minggu terakhir.
BACA JUGA: Selain Semangka, 3 Buah Ini juga Jadi Simbol Perjuangan Palestina
BACA JUGA: Ramai Pakai Hashtag From the River to the Sea untuk Dukung Palestina, Apa Artinya?
“Dalam situasi kekerasan yang berkembang, PGI mengecam keras tindakan apapun yang menargetkan warga sipil," kata Ketua Umum PGI Pendeta Gomar Gultom Kamis, 2 November 2023.
"Termasuk penggunaan warga sipil sebagai ‘perisai manusia’, terlepas dari perbedaan kebangsaan, etnis, atau keyakinan mereka,” tambah Gomar
Pdt. Gomar mewakili PGI menyatakan dukungan terhadap tuntutan yang dikeluarkan oleh para Kepala Gereja di Yerusalem agar para pihak yang bertikai memberikan kejelasan masa depan bagi warga Palestina dan Israel.
"Semua semata agar masa depan kedua belah pihak dibangun atas dasar keadilan, bukan kekuatan militer, di mana Hukum Internasional diterapkan secara konsisten dengan tanpa memihak," kata Pdt. Gomar
Pasalnya, PGI menilai perdamaian tidak akan bertahan lama bila perdamaian tidak diiringi dengan upaya membangun kesetaraan dan keadilan.
BACA JUGA: Viral Demo Dukung Palestina Pakai Emot Gambar Semangka, Apa Artinya?
PGI pun kata Gomar sudah sejak lama berada bersama dengan Dewan Gereja- Gereja Sedunia (WCC). Hal ini dilakukan guna mendukung sepenuhnya Resolusi-resolusi PBB bagi penyelesaian konflik Israel – Palestina, yaitu dengan mengusung ‘Solusi Dua Negara’.
“PGI menyerukan kepada para pemimpin politik untuk terus mendorong terciptanya dialog yang tulus dalam upaya mencari solusi jangka panjang demi memajukan keadilan, perdamaian, dan rekonsiliasi bagi pihak-pihak yang bertikai di wilayah yang bagi jutaan orang dianggap sebagai ‘Tanah Suci’,” imbuhnya.
PGI menyadari bahwasanya konflik antar 2 negara tersebut bukanlah konflik keagamaan. Maka dari itu, diperlukan perhatian terhadap kondisi kemanusiaan yang miris di Gaza.
“PGI mendesak komunitas internasional untuk memperkuat seruan penghentian kekerasan oleh semua faksi yang bertikai,” tutur Pdt. Gomar.