Drakor Jokowi

Minggu 12-11-2023,20:17 WIB
Reporter : Dhimam Abror Djuraid
Editor : Yusuf Ridho

Bertanding untuk menang itu hal yang sangat wajar, tapi yang harus tetap kita tunjukkan adalah demokrasi yang berkualitas. Begitu kata Jokowi.

Jokowi menilai kondisi politik saat ini penuh dengan drama. Pertarungan demokrasi seharusnya diisi dengan kompetisi adu gagasan, bukan adu perasaan. 

Jokowi melihat akhir-akhir ini terlalu banyak dramanya, terlalu banyak drakornya, terlalu banyak sinetronnya. Semestinya pertarungan gagasan, semestinya pertarungan ide, bukan pertarungan perasaan. Kalau yang terjadi pertarungan perasaan, repot semua kita. 

BACA JUGA: Netralitas Jokowi

BACA JUGA: Sapi Dewi Perssik dan Sapi Jokowi

Jokowi mengingatkan agar menjaga kedamaian Pilpres 2024. Ia ingin para kontestan pilpres tidak jemawa jika menang, tidak murka jika kalah. Jokowi setuju dengan pernyataan bakal capres Prabowo Subianto bahwa setelah Pilpres 2024, para elite politik dapat bersatu kembali. Setelah berkompetisi, bersatu kembali, rukun kembali, seperti pengalaman pribadi Prabowo pada Pilpres 2019. 

Jokowi mengatakan, Pilpres 2024 merupakan pertandingan sesama anggota keluarga dan sesama anak bangsa untuk Indonesia. Ini adalah pertandingan antaranggota keluarga sendiri, antar sesama anak bangsa, yang sama-sama ingin membangun Indonesia.

Kalau lanskap politik Indonesia penuh drama seperti sekarang ini, Jokowi ialah aktor utamanya. Ia pemain watak terbaik di antara semua pemain yang ada. Bahkan, Jokowi bukan sekadar aktor utama. Ia juga bertindak sebagai sutradara pengarah gaya sekaligus penulis skenario cerita.

BACA JUGA: Cawe-Cawe Presiden Jokowi di Pilpres 2024

BACA JUGA: Perbedaan SBY dan Jokowi

Drama politik Indonesia sekarang berpusar pada keluarga Jokowi, anak dan menantu. Sehari berselang setelah khotbah di atas bukit itu, Mahkamah Kehormatan Mahkamah Konstitusi (MKMK) mengeluarkan putusan mencopot Anwar Usman, adik ipar Jokowi, dari jabatan ketua MK.

Semua drama politik Indonesia versi Jokowi berpusar pada keluarganya. Semua skenario yang tertulis rapi akan bermuara pada Pilpres 2024, dan Jokowi sudah menulis skenario bahwa capres pilihannya yang akan menjadi pemenang.

Drama yang menegangkan adalah gugatan judicial review batas usia calon presiden dan wakil presiden ke MK. Banyak drama kecil di sekitar gugatan itu. Penonton sandiwara sudah sejak awal mencurigai ada skenario tersembunyi di balik gugatan tersebut. Anwar Usman sang paman akan memuluskan jalan buat Gibran sang keponakan supaya bisa melenggang menjadi calon wakil presiden.

BACA JUGA: ”Jokowi, Kasihan Dah...”

BACA JUGA: Jokowi, Antara Relawan dan Parpol

Drama sidang putusan MK membikin tegang. Sang sutradara benar-benar piawai dalam memainkan emosi penonton. Empat dari lima gugatan yang diajukan –untuk mengubah batas usia 40 tahun menjadi 35 tahun– ditolak. Ketika penonton sudah bersorak gembira, ternyata putusan gugatan kelima mementahkan 4 keputusan lainnya. Gibran pun melenggang ke KPU (Komisi Pemilihan Umum).

Kategori :