SHARING experience yang diselenggarakan pada 13 November 2023 dengan para pimpinan Universitas Airlangga, baik mantan rektor maupun wakil rektor, memberikan pelajaran yang tidak sedikit untuk pimpinan generasi berikutnya.
Para penerus bisa belajar dari para senior pendahulunya tentang berbagai hal. Misalnya, dalam pengelolaan universitas, cara mengatasi tantangan dan hambatan, problematik yang ada serta cara pengatasinya, selain ada cerita-cerita yang untold story yang pernah dialami para pemimpin pendahulu.
BACA JUGA: Hasil Sharing Experience Pimpinan Universitas Airlangga: Meletakkan Fondasi, Membangun Prestasi
Seluruh mantan rektor dan wakil rektor yang diundang, satu per satu, menyampaikan pengalaman dan nasihat yang berharga. Semua mantan rektor dan wakil rektor sepakat bahwa Universitas Airlangga saat ini telah berkembang jauh lebih maju dari era sebelumnya.
Kita semua patut berbangga atas prestasi yang diraih. Meski demikian, untuk memastikan agar prestasi yang dicapai dapat dipertahankan, bahkan ditingkatkan, tentu yang dibutuhkan adalah kerja keras yang benar-benar amanah.
Itulah poin terpenting yang disampaikan salah seorang senior kami, Prof Mohamad Zainuddin, yang pernah menjabat wakil rektor I pada periode 2005–2007. Beliau menjabat ketika rektor Universitas Airlangga dipegang Prof Fasichul Lisan.
BACA JUGA: Peringatan Dies Natalis Ke-69 Universitas Airlangga: Lewat Game Building, Bangun Solidaritas
Dalam forum sharing experience tersebut, beliau menceritakan bagaimana sebaiknya suksesi kepemimpinan itu dilakukan. Sebagai senior yang dihormati, apa yang disampaikan Zainuddin benar-benar perlu diresapi.
Kutukan
Dalam forum sharing experience, Zainuddin menggambarkan bahwa kekuasaan itu ibarat Cupu Manik Astagina dalam cerita Ramayana. ”Cupu” di sini bukanlah cupu yang seperti biasa digunakan anak milenial untuk menggambarkan anak yang dianggap tidak gaul, lugu, kuno, aneh, dan sejenisnya.
Tapi, cupu dalam konteks cerita ini adalah Cupu Manik Astagina yang merupakan wadah kecil yang jika dibuka dapat melihat segala peristiwa di alam semesta.
Cupu itu diberikan Batara Surya kepada Dewi Indradi/Windradi yang merupakan istri Resi Gotama. Pemberian cupu tersebut merupakan hasil ”perselingkuhan” Dewi Windradi dengan Batara Surya yang menjelma menjadi Resi Gotama.
Singkat cerita, Cupu Manik Astagina diberikan Batara Surya kepada Dewi Windradi karena rasa cintanya, meskipun cinta terlarang. Oleh karena itu, pemberian Cupu Manik itu adalah rahasia bagi Dewi Windradi atas cinta terlarangnya dan berusaha tidak diberitahukan kepada siapa pun.