HARIAN DISWAY - Resistensi antimikroba (AMR) menjadi perhatian utama dunia. WHO saat ini meluncurkan kampanye Pekan Peduli Antimikroba Dunia 2023 (The World AMR Awareness Week atau WAAW).
Kampanye WAAW berlangsung pada 18-24 November 2023 dengan tema Mencegah Resistensi Antimikroba Bersama-Sama.
Tujuan kampanye itu adalah meningkatkan kesadaran dan pemahaman masyarakat terkait resistensi antimikroba.
Kampanye tersebut penting mengingat literasi masyarakat natas isu itu masih minim. Resistensi antimikroba kerap dikenal dengan istilah silent pandemic atau pandemi senyap.
Resistensi Antimikroba sebagai Pandemi Senyap
Resistensi antimikroba mengacu ketika obat antimikroba khususnya antibiotik tidak mampu kembali mengobati penyakit dalam tubuh manusia. Itu disebabkan bakteri sudah kebal terhadap antibiotik.
Ketika bakteri dalam tubuh sudah kebal terhadap antibiotik, hal itu membuat infeksi akan semakin parah. Penyakit tidak kunjung sembuh sehingga berujung pada kematian.
Wakil Menteri Kesehatan RI dr. Dante Saksono Harbuwono saat menjadi pembicara dalam Side Event AMR sebagai rangkaian G20 pada Rabu 24 Agustus 2022 di Bali. -Sehat Negeriku Kemenkes-
Wakil Menteri Kesehatan RI dr. Dante Saksono turut mewaspadai AMR.
“1,2 juta kematian itu terjadi karena antibiotik yang tidak mempan lagi terhadap infeksi tertentu,” ujar Wamenkes Dante usai penutupan pertemuan Side Event AMR dalam rangkaian G20 pada Rabu 24 Agustus 2022 di Bali.
BACA JUGA:Empat Faktor Penyebab Parkinson dan Risiko Gangguan Neurodegeneratif
Pernyataan tersebut diperkuat oleh dr. Mesty Ariotedjo dalam pengalamannya saat menangani pasien resistensi antimikroba di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM), Jakarta.
“Ini adalah urgensi yang harus diangkat ke masyarakat karena belum banyak yang tahu bahwa secara global, 1,1 juta kematian itu terjadi karena resistensi antimikroba,” ungkapnya dalam acara Talkshow Pengendalian Resistensi Antimikroba Bersama Masyarakat oleh BPOM pada Rabu, 22 November 2023.
Pencegahan Pandemi Senyap Resistensi Antimikroba