KITA tidak pernah tahu kapan sebuah mimpi menjadi kenyataan. Bahkan, mimpi bisa menyaksikan laga klub kebanggaan banyak orang. Misalnya, laga klub papan atas sepak bola Inggris seperti Manchester City dan Liverpool.
Saya dapat momentum mewujudkan mimpi itu. Saat klub bola berjuluk The Sky Blue atau The Citizens tersebut menjamu The Reds di Etihad Stadium. Laga penting karena keduanya selalu bersaing menuju puncak dalam setiap kompetisi.
ARIF AFANDI berada di depan Etihad Stadium, Manchester, Inggris.-Arif Afandi untuk Harian Disway-
Kebetulan, saya sedang punya agenda yang mengharuskan saya ke Inggris. Menghadiri wisuda anak yang sedang lulus pascasarjana di University of Glasgow. Tiga hari sebelumnya, laga yang bisa disebut North West Derby itu berlangsung. Dua klub papan atas yang sama-sama pemegang mahkota juara Liga Inggris.
BACA JUGA: Indah Kurnia Ajak Bonek jadi Investor Saham
BACA JUGA: Bonek untuk Palestina, Donasi Terkumpul Rp 3.796.839
Inilah mimpi lama. Sejak saya mengenal sepak bola. Apalagi saat menjadi ketua umum Persebaya –kini disebut dengan presiden Persebaya. Tidak sekadar ingin menyaksikan Pep Guardiola dan Juergen Klopp adu taktik. Tapi, ingin tahu manajemen laga dari liga terbaik dunia.
Sebelum berangkat ke Inggris, saya minta anak untuk mencarikan tiket laga tersebut. Bagaimanapun caranya. Sebab, seperti umumnya laga besar, mencari tiket pasti agak sulit. ”Kalau terpaksa, biasanya bisa beli di calo. Pasti nanti ada yang nawari,” kata Yusuf Arifin Dalipin, bos Kumparan.com yang pernah bekerja di Manchester City.
Nasib sedang mujur. Tanpa lewat calo, saya bisa mendapatkan tiket. Tidak tahu bagaimana anak saya bisa memperolehnya. Yang penting, bisa menyaksikan laga penting itu secara langsung. Ikut merasakan suasana gegap gempita Etihad Stadium oleh fans The Citizens dan The Reds. Di boks VIP lagi. Yang ada layanan hospitality.
BACA JUGA: Dukungan Bonek untuk Kapten Reva Adi di Putaran Kedua Liga 1
BACA JUGA: Kekecewaan Bonek Tribun Timur: Sekali Lagi, Kami Minta Serius!
Etihad Stadium tak jauh dari pusat kota. Bisa ditempuh dengan angkutan umum. Ada trem, bus, taksi, dan taksi online. Tak jauh juga dari kawasan perumahan. Banyak suporter yang jalan kaki berombongan menuju stadion. Seperti halnya sebagian arek Bonek yang berbondong-bondong datang saat Persebaya berlaga.
Saya mendapatkan tiket di boks The Ardwick. Salah satu bar yang ada di tribun timur Etihad Stadium. Tidak di tengah. Tapi, di ujung sisi selatan stadion. Separuh dari tribun di samping saya sudah menjadi arena fans Liverpool yang datang dengan rombongan bus ataupun sendiri-sendiri. Mereka berisik sepanjang pertandingan.
Manchester dan Liverpool memang tidak terlalu jauh. Perjalanan sejam dengan kereta api. Seperti Surabaya ke Malang. Cuma, aroma persaingan antar suporternya tidak seperti Aremania dengan Bonek. Persaingan di lapangan yang seru. Dua klub itu punya kekuatan yang dahsyat di semua lini. Juga pelatihnya.
BACA JUGA: Patut Dicontoh! Bonek Bali Perbaiki Pagar Stadion I Wayan Dipta Hingga Larut Malam