Akulturasi dalam Selembar Batik di Pesisir Pantai Utara Jawa

Kamis 30-11-2023,21:52 WIB
Reporter : Retna Christa
Editor : Doan Widhiandono

Kok bisa?


AKULTURASI dalam selembar batik di pesisir Pantai Utara Jawa. Foto: Gouw Yang Giok menunjukkan motif batiknya yang khas di Cirebon, Januari 2023. -Retna Christa-Harian Disway-

"Kebeneran nih, uyut (nenek buyut, Red) saya itu generasi pertama pembuat batik. Nah, nggak tahu bener atau enggak, ya, dia itu selir dari keraton Kanoman," ungkap Giok.

"Ini katanya, lho ya. Saya enggak tahu. Kan saya belum lahir," imbuh dia jenaka. Di balik masker putih yang dikenakannya, tampak Giok tersenyum jail.

"Raja kan selirnya banyak. Kalau selirnya jelek kan nggak dicari-cari, tuh. Nah, mungkin uyut saya jelek. Dia lari ke Trusmi. Ketemulah uyut laki saya," Giok bercerita. Kali ini dia tertawa kecil. Menertawakan leluconnya sendiri tentang sang nenek buyut.

Kakek buyut lelaki Giok adalah pemuda Tionghoa. Ia melamar sang selir yang melarikan diri itu. Mereka kemudian menikah. Eh, kalau benar nenek buyut Giok adalah selir raja, berarti Giok kecipratan darah bangsawan, dong?

BACA JUGA: Hari Batik Nasional: Historisitas dan Identitas Bangsa, Simbol Tak Ternilai Warisan Budaya Dunia

"Enggak. Saya enggak mau juga berdarah biru," kata Giok. "Tranfusinya susah," imbuhnya ekspresi serius. Aih, nenek ini rupanya gemar membanyol!

Giok menyatakan, sang uyut sudah membuat batik sejak 1800-an. Meskipun tanpa izin dari keraton. Skill membatik diturunkan kepada kakek nenek Giok. Lalu ke ayah Giok. Dan kini ke dia dan adiknya, Gou Jenny.

"Jadi saya generasi keempat. Generasi kelima sudah ada anak saya, Moniq," tutur Giok.

Giok menspesialisasikan diri pada batik tulis berkualitas tinggi. Yang motifnya rumit dan langka. Karyanya lebih banyak dibeli untuk koleksi daripada dijahit menjadi baju.

BACA JUGA: Sambut Hari Batik 2 Oktober, Kemenparekraf Gelar Fashion Show Pamerkan Koleksi Istana Berbatik

Motif dari Dongeng Ayah


AKULTURASI dalam selembar batik di pesisir Pantai Utara Jawa. Foto: Gouw Yang Giok (kiri) menunjukkan motif batiknya yang khas di Cirebon, Januari 2023. -Doan Widhiandono-Harian Disway-

Batik Giok tak hanya cantik. Tapi juga sangat unik. Ia menggabungkan motif khas Cirebon, yakni megamendung, dengan sosok-sosok dari mitologi, falsafah, dan cerita rakyat Tiongkok. Pilihan warnanya juga cerah. Demi memperkuat kisah dalam batiknya.

"Kebetulan ayah saya itu doyan cerita. Dulu saya dan adik-adik sering didongengi," Gouw Yang Giok berkisah, mengenang sang ayah, Gouw Tjin Lian.

Kategori :