HARIAN DISWAY - Menulis tentang peristiwa traumatis, stres, atau emosional telah terbukti memberikan perbaikan baik secara fisik maupun psikologis, baik pada populasi non-klinis maupun klinis.
Dalam penelitian Pennerbaker dan kawan-kawan pada 1986 tentang menghadapi peristiwa traumatis, pemahaman tentang hambatan dan penyakit, menyatakan bahwa menulis ekspresif menghasilkan peningkatan yang signifikan dalam hasil kesehatan fisik jangka panjang seperti kunjungan ke dokter terkait penyakit.
Saat ini, kasus mahasiswa yang memilih mengakhiri hidup mereka meningkat, muncul suatu penekanan pada peran positif menulis sebagai terapi untuk meningkatkan kesehatan mental.
Journaling atau mencatat pikiran, perasaan, dan pengalaman dalam bentuk tulisan dianggap sebagai alat yang kuat untuk membantu mengelola tekanan mental dan memberikan outlet ekspresi yang aman.
BACA JUGA: Makin Marak Terjadi, Ini 5 Kasus Bunuh Dri Mahasiswa Sepanjang 2023
Fokus utama dalam mengatasi tantangan kesehatan mental, terutama di kalangan mahasiswa yang semakin rentan, adalah mengidentifikasi metode yang dapat memberikan dukungan dan pemahaman diri.
Salah satu pendekatan yang semakin mendapatkan perhatian adalah praktik menulis terapeutik atau journaling sebagai sarana untuk mengatasi stres dan menjaga keseimbangan emosional.
Ilustrasi seorang perempuan yang tengah berurusan dengan isi pikiran yang kusut. Via Pinterest.-Stylist-
Mengatasi Distress melalui Journaling
Menulis sebagai bentuk terapi telah menjadi tren yang semakin diterima dalam komunitas kesehatan mental. Mahasiswa sering menghadapi tekanan akademik, sosial, dan emosional yang tinggi, dan ini dapat menyebabkan tingkat stres yang signifikan.
Menulis membuka pintu untuk memahami akar masalah, mencari solusi yang mungkin, dan merancang langkah-langkah positif ke depan. Ini bukan hanya tentang mencatat peristiwa. Tetapi juga tentang membongkar pemikiran yang mungkin sulit diutarakan secara lisan.
Distraction journal atau jurnal distraksi, adalah salah satu bentuk menulis terapeutik yang dapat membantu Anda mengidentifikasi dan mengelola distraksi yang muncul selama belajar atau bekerja.
Dengan membuat catatan tentang kegiatan atau pemikiran yang memicu distraksi, Anda dapat secara aktif menghadapi tantangan ini, dari situ nanti akan dapat memahami pola perilaku mereka sendiri dan mencari cara untuk meningkatkan fokus.
Ini juga memberikan kesempatan untuk meresapi apa yang memicu distraksi dan mengembangkan strategi untuk mengatasi rasa tidak nyaman yang mungkin muncul.
BACA JUGA: Merawat dan Meruwat Kesehatan Mental
Dalam buku berjudul Indistractable: How to Control Your Attention and Choose Your Life karya Nir Eyal, menyebutkan bahwa Eyal mengatakan bahwa gangguan sering kali merupakan cara otak kita untuk melarikan diri dari perasaan tidak nyaman.