Musisi Jerman Caroline Fischer Bawakan Materi Album Baru di UKWM

Sabtu 16-12-2023,23:55 WIB
Reporter : Guruh Dimas Nugraha
Editor : Heti Palestina Yunani

SURABAYA, HARIAN DISWAY – Grand piano di panggung. Caroline Fischer, perempuan bergaun ungu tampil elegan. Jari-jarinya menari di atas tuts, menggapai notasi yang tak dapat ditebak.

Caroline menggelar pentas Magical Christmas Fantasies, pada 16 Desember 2023, di Auditorium Benedictus, Universitas Katolik Widya Mandala (UKWM), Kampus Dinoyo, Surabaya.

BACA JUGA: Jazz Prancis X Musik Klasik Akan Hadir di Evening Jazz Party Surabaya

Alunan musikalnya memang sarat nada-nada magis, membawa suasana Natal yang sunyi nan damai. Itu merupakan pentas keduanya di Surabaya, sebagai rangkaian tur musikalnya. Kedatangannya yang pertama pada 2022 silam.


Musisi Jerman Caroline Fischer bawakan materi album baru di UKWM. Pada 16 Desember 2023, Caroline Fischer tampil membawakan lagu-lagu Natal, di Auditorium Benedictus, UKWM.-Majalyn Nadiranisa Rakaputri-

Kali ini, dia sekaligus memperkenalkan album terbarunya, Magical Christmas Fantasies. Ya, sesuai tajuk pentasnya. “Komposisi-komposisi yang saya mainkan dalam album itu bisa didengar di berbagai platform musik,” ujar Caroline.

Dalam pementasan itu, dia membuka dengan dua komposisi. Pertama, Es ist Ein Ros’ Entsprungen karya Otto van Walden.

BACA JUGA:Bikin Musik Orisinal Tanpa Ribet, 5 Tool AI Music Generator Ini Cocok Buat Semua Kalangan


Musisi Jerman Caroline Fischer bawakan materi album baru di UKWM. String Orchestra of Surabaya membawakan medley lagu-lagu Natal dalam event Magical Christmas Fantasies, di UKWM Surabaya, pada 16 Desember 2023.-Majalyn Nadiranisa Rakaputri-

Dalam setiap komposisinya, Caroline selalu menyelipkan irama Stille Nacht, atau dalam versi Inggris judulnya Holy Night, dan jika dalam Bahasa Indonesia berjudul Malam Kudus.

Dalam salah satu part, porsi Stille Nacht cukup banyak. Awalnya dimainkan dengan nada rendah sebagai rythm section, iramanya menggunakan nada tinggi.

BACA JUGA:Chua dan Tantri Kotak Paparkan Pentingnya Dunia Digital dalam Industri Musik

Kemudian tiba-tiba menghentak, kembali pada irama karya Otto von Walden. Setelah itu masuk lagi ke Stille Nacht, dia mengubahnya dengan memainkan melodi pada nada-nada rendah, sedangkan rythm section-nya pada nada tinggi.


Musisi Jerman Caroline Fischer bawakan materi album baru di UKWM. Caroline Fischer (tengah, bergaun ungu) didampingi Mike Neuber, direktur Wisma Jerman (berbatik biru), dan Rektor UKWM Kuncoro Foe (dua dari kiri). Dia menerima buket bunga dari kedua tokoh-Majalyn Nadiranisa Rakaputri-

Jari-jarinya lincah berlompatan. Sekilas seperti membunyikan minus one untuk membantu olahan iramanya. Tapi ternyata semua nada dimainkan olehnya sendiri.

Musikalitasnya serasa penuh, seakan dimainkan oleh beberapa orang. Nada rendah, dan nada tinggi, beberapa kali dimainkannya dalam notasi yang sama, tapi dalam bentuk irama yang berbeda. Rumit tapi harmonis.

Caroline memasukkan irama Twinkle Twinkle Little Star di part awal dan tengah. Nadanya menggoda, dengan memainkan volume yang pelan secara perlahan-lahan, atau fade out, lalu fade in.

BACA JUGA:Dengan 18 Lagu, Konser Perdana Neck Deep di Surabaya Panaskan Penyuka Musik Pop-punk

Dia juga memainkan tempo, kemudian berimprovisasi dengan nada-nada riang yang jenaka. Tuts sedikit ditekan untuk menghasilkan letupan-letupan yang berkesan riang. Seperti muncul secara spontan dan dalam tempo yang cepat.

Komposisi Es ist Ein Ros’ Entsprungen juga tertera dalam album Magical Christmas Fantasies miliknya. “Karya Stille Nacht versi Gustav Lange yang saya mainkan hari ini juga ada dalam album tersebut. Jadi di Surabaya ini beberapa materi dalam album itu saya mainkan di hadapan publik,” ujarnya.

Album itu dirilis November 2023, dan seperti dalam pementasan, materinya berisikan penggabungan antara melodi tembang Natal lawas, hingga tembang baru.

Dari lagu yang terkenal, dan tidak terkenal. “Semua saya eksplorasikan menjadi komposisi yang sesuai dengan konsep musikal saya,” terangnya.

Usai penampilan Caroline, pentas selanjutnya dilakukan oleh String Orchestra of Surabaya. Puluhan remaja memainkan biola dan grand piano, membukanya dengan komposisi Turkish March karya Ludwig van Beethoven.

Setelah komposisi itu, mereka memainkan komposisi lagu-lagu Natal dengan teknik medley. Terus bersambung tanpa jeda. Mereka memainkan Angel We Have Heard On High, Good King Wenceslas, Dreydl, Silent Night.

Untuk lagu Silent Night, awalnya dimainkan menggunakan empat biola saja. Pada reffrain, semua ikut bermain.

Kemudian String Orchestra of Surabaya memainkan We Three Kings, O Come All Ye Faithfull, dan mengajak penonton untuk memainkan ritmis tepuk tangan dalam lagu We Wish You. Penampilan mereka mampu membuat siapa saja untuk berdendang. Penutup yang manis.

Hingga Caroline muncul kembali dan dia membawakan satu komposisi berjudul Variationen über “O Tannenbaum” karya Karl Thiessen. Kebolehannya dalam bermain grand piano menuai apresiasi penonton.

Direktur Wisma Jerman Mike Neuber selaku penyelenggara acara, bersama Rektor UKWM Kuncoro Foe, naik ke atas panggung dan memberinya sebuket bunga.

Bagi Mike, Caroline merupakan musisi berbakat asal Jerman. “Dia mampu membawa suasana Natal lewat komposisi-komposisi yang dimainkannya,” ungkapnya.

Irama memang mampu menggambarkan suasana. Mendengarkan komposisi Caroline, seperti berada dalam rumah dengan kehangatan keluarga di tengah momen Natal.

Begitu pula dengan materi yang dibawakan String Orchestra of Surabaya. Sebelum Natal benar-benar datang, kerinduan terhadap suasana itu mampu dihadirkan. (*)

Kategori :