HARIAN DISWAY - Dalam usahanya untuk membangun pertanian yang lebih adil, Calon Presiden nomor urut 1, Anies Baswedan, menegaskan tekadnya untuk memperbaiki tata niaga perdagangan beras jika terpilih menjadi pemimpin tertinggi Republik Indonesia.
Pada kunjungan ke Sawah Solok Padang Lindang pada Rabu, 3 Januari 2023, Anies mengangkat isu ketidakseimbangan dalam tata niaga beras yang selama ini memberikan keuntungan kepada pihak tertentu, bukan pada petani.
Ia menyoroti kelompok yang memanfaatkan harga gabah yang rendah dan harga beras yang tinggi, yang sering disebut sebagai "mafia beras" atau lingkaran setan tengkulak.
BACA JUGA: Anies Baswedan Janjikan Pupuk Murah Sambil Makan Bajamba dengan Petani Solok
Anies dengan tegas menyatakan bahwa kelompok tersebut, yang tidak berasal dari kalangan petani, menghendaki status quo dan menghambat perubahan. Ia berkomitmen untuk menghadapi dan mengeliminasi mereka.
"Mafia beras" diakui Anies sebagai penghambat utama dalam usaha perbaikan tata niaga beras yang merugikan kehidupan petani. Sebagai solusi, Anies memperkenalkan program contract farming.
"Dengan program ini, kami berupaya menghilangkan kekhawatiran petani terhadap harga jual hasil panen. Melalui konsep ini, terjalin komitmen antara petani dan konsumen untuk membeli produk beras, sehingga harga jual menjadi lebih stabil," jelasnya.
BACA JUGA: Masuk Januari 2024, Popularitas Anies Baswedan Merajai Google Trends
Anies optimistis bahwa dengan memberantas praktik-praktik tidak sehat dalam tata niaga beras, kondisi ekonomi petani dapat meningkat, dan sektor pertanian secara keseluruhan menjadi lebih berkelanjutan. Ia berharap program ini akan menjadi langkah penting dalam mencapai ketahanan pangan dan kesejahteraan bagi para petani di Indonesia.
Pada acara 'Desak Anies' di Sumatera Barat pada tanggal 3 Januari lalu, Anies memberikan jawaban tegas terhadap pernyataan "Jangan kebanyakan janji, Pak!" dengan menyatakan bahwa meminta para kandidat untuk membuat banyak janji adalah hal yang wajar.
Anies berkomitmen untuk mengingat dan memperhatikan setiap janjinya setelah terpilih, menunjukkan keseriusannya dalam mewujudkan janji-janji, terutama terkait kesejahteraan petani, bukan sekadar retorika semata. (Salma Dhiya Ulhaq)