JAKARTA, HARIAN DISWAY - Capres nomor urut 1 dan 3 Anies Baswedan dan Ganjar Pranowo kompak memberikan rapor tidak bagus untuk Kementerian Pertahanan yang dipimpin oleh Prabowo Subianto selama 4 tahun terakhir.
Pada sesi tanya jawab antar paslon, Anies memulai dengan bertanya pada Ganjar, “Bapak waktu itu pernah memberikan penilaian atas kinerja penegakan hukum di Indonesia,” pancing Anies.
“Bapak beri skor 6 pada kinerja penegakan hukum. Sekarang terkait pertahanan, berapa skor yang bapak berikan atas kinerja Kementerian Pertahanan yang dipimpin oleh Bapak Prabowo?” tanya Anies.
Menurut Kementerian Pertahanan, 12 pesawat tempur Mirage 2000-5 bekas dari Qatar tersebut dilakukan sembari menunggu pesawat baru yang telah dipesan dari Prancis. -dok disway-
Meskipun segmen tanya jawab pada Debat Capres ketiga di Istora Senayan Minggu, 7 Januari 2024 itu diarahkan untuk mengadu argumen antara Anies dan Ganjar, namun ternyata paslon nomor urut 2 Prabowo Subianto yang kena sasaran kritik.
“5 Juga!” jawab Ganjar Pranowo memberikan rapor pada kinerja Kemhan. Setidaknya ada 2 hal yang mendasari Ganjar memberikan rapor tidak enak tersebut. Yakni soal perencanaan, dan soal tidak tercapainya program Minimum Essential Forces (MEF) atau kekuatan pokok TNI pada tahun 2024.
Dalam hal perencanaan, Ganjar mengkritik pengadaan alat utama sistem persenjataan (alutsista) bekas seperti rencana pembelian armada pesawat Mirage dari Qatar dan beberapa item pengadaan lain di Kemhan.
Ganjar mengkritik bahwa perencanaan pertahanan terkesan sangat top down sehingga seringkali tidak sesuai dengan kebutuhan prajurit TNI di lapangan. “Saya bertemu seseorang (Prajurit TNI,Red) yang pangkatnya lumayan tinggi. Dia bilang: Kalau bapak beri kami senjata yang tidak kami perlukan, sudah saya siapkan museum,” kata Ganjar.
Prabowo Umumkan RI Siap Diperkuat 24 Pesawat Tempur F-15EX Baru dari AS-dok Kemenhan-
BACA JUGA:Debat Capres 2024 Ketiga, Ganjar-Mahfud Tampil Pakai Jaket Bomber Ala Film Top Gun, Ini Maknanya
Selain perencanaan yang harus bottom up sesuai kebutuhan prajurit, Ganjar juga mengkritik bahwa perencanaan tidak boleh berganti-ganti. “Kita mesti ajeg, mesti konsisten,” katanya.
Sementara soal MEF, Ganjar mengkritik soal indeks yang gagal dicapai. Pada tahun 2024, indeks MEF baru mencapai 65 persen.
Tak berbeda dengan Ganjar, Anies sendiri mengatakan bahwa kinerja Kemhan berada di bawah nilai 5.
“Sebut saja angkanya mas Anies,” kata Ganjar.