Demokrasi Prosedural dan Substantif

Selasa 09-01-2024,06:00 WIB
Reporter : Arif Afandi
Editor : Yusuf Ridho

SAYA sudah lama sekali tak berbicara di depan forum. Baik sebagai profesional maupun mantan aktivis yang pernah sebentar menjadi pejabat publik. 

Apalagi, berbicara tentang politik. Sesuatu yang sudah saya tinggalkan lama. Setelah menekuni kembali pekerjaan profesional. Tepatnya sebagai profesional entrepreneur.

Tapi, kali ini saya tidak bisa mengelak. Sebab, yang meminta adalah Pdt. Emeritus Simon Filantropa. Teman lama yang sama-sama mengagumi dan mencintai Gus Dur alias KH Abdurrahman Wahid.

BACA JUGA: Demokrasi Fandom

Ia meminta saya berbicara dalam forum Safari Pemilu 2024 yang diselenggarakan Gereja Kristen Indonesia (GKI) Sinode Jawa Timur. Bertempat di Gereja GKI Bromo Malang. 

Temanya asyik: Menjadi Pemilih yang Berpikir Jernih dan Berhati Bersih

Mestinya saya menjadi pembicara bersama Dr Faishal Aminudin. Wakil Dekan FISIP Universitas Barawijaya. Yang juga sekretaris Lembaga Perguruan Tinggi Nahdlatul Ulama.

Pakar politik lulusan Jerman.

BACA JUGA: Demokrasi Apartheid dan Judicial Overhaul ala Benjamin Netanyahu

Sayang, ia berhalangan. Demikian juga orang yang diminta menggantikannya. Akhirnya, Pdt. Simon ikut menjadi pembicara. Dimoderatori pendeta muda Firmanda T. Permana.

Pesertanya beragam. Mulai pemuda gereja, jemaat gereja, dan para aktivis sosial. Juga, sejumlah calon anggota legislatif yang kebetulan juga jemaat GKI. Ada dari PDI Perjuangan, PSI, dan Partai Nasdem. Menarik!

Sebagai bekas orang media, saya diminta menjelaskan tentang media dan politik. Terutama bagaimana media massa dan media sosial berperan dalam memengaruhi perilaku pemilih.

BACA JUGA: Hantu Demokrasi atau Pemulihan Ekonomi

Yang menarik ketika dibuka tanya jawab. Ada yang bertanya tentang Pilpres 2024. Misalnya, ada yang menanyakan tentang pencalonan Gibran Rakabuming Raka dan kebijakan politik Presiden Jokowi.

Ah, itu pertanyaan yang sebetulnya ingin saya hindari untuk menjawab. Namun, karena ada peserta lain yang menekankan soal pendidikan politik, terpaksa saya harus memberikan jawaban yang tak bahaya, he..he….

Kategori :