HARIAN DISWAY - Amerika Serikat (AS) dan Inggris memimpin sebuah koalisi militer untuk membombardir sejumlah sasaran di Yaman tadi malam, Kamis, 11 Januari 2023. Tindakan ini dilakukan sebagai respons terhadap serangan milisi Houthi yang menargetkan kapal-kapal di Laut Merah.
Presiden AS Joe Biden mengumumkan serangan tersebut dalam sebuah pernyataan yang dimuat oleh New York Times dan AFP, Jumat, 12 Januari 2024.
"Hari ini, atas arahan saya, pasukan militer AS, bersama dengan Inggris dan dengan dukungan dari Australia, Bahrain, Kanada, dan Belanda, berhasil melakukan serangan terhadap sejumlah sasaran di Yaman yang digunakan oleh pemberontak Houthi untuk membahayakan kebebasan navigasi di salah satu saluran air paling penting di dunia," kata Presiden Biden.
Biden menegaskan bahwa serangan ini merupakan respons langsung terhadap serangan Houthi yang belum pernah terjadi sebelumnya terhadap kapal-kapal maritim internasional di Laut Merah, termasuk penggunaan rudal balistik anti-kapal untuk pertama kalinya dalam sejarah.
"Serangan-serangan itu telah membahayakan personel AS, pelaut sipil, dan mitra kami, membahayakan perdagangan, dan mengancam kebebasan navigasi. Lebih dari 50 negara terkena dampak 27 serangan terhadap pelayaran komersial internasional," tegas Biden.
BACA JUGA:Rute Pelayaran Berubah, Houthi Yaman Beri Ancaman Terhadap Kapal yang Menuju Israel Lewat Laut Merah
BACA JUGA:Bikin Israel Bangkrut, Milisi Houthi Yaman Blokade Lalu Lintas Kapal Menuju Pelabuhan Israel
Reaksi internasional pun mulai bermunculan. Rusia telah menyerukan sidang darurat Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) sebagai respons terhadap penggunaan kekuatan di Yaman yang dianggap sebagai pelanggaran terhadap Piagam PBB.
Arab Saudi juga memberikan pernyataan terkait situasi di Yaman, menekankan pentingnya menjaga keamanan dan stabilitas regional di Laut Merah serta meminta semua pihak untuk menahan diri dan menghindari eskalasi.
Dampak Serangan Terhadap Harga Minyak dan Perdagangan Internasional
Harga minyak melonjak lebih dari 2 persen setelah serangan AS. Analis memperkirakan bahwa harga minyakacuan AS, WTI, bisa melampaui USD 75, sementara minyak Brent bisa melampaui USD 80.
Kenaikan harga ini memicu kekhawatiran terhadap lonjakan inflasi baru, yang dapat mempersulit bank sentral untuk mengambil kebijakan moneter yang lebih dovish tahun ini dan menghidupkan kembali kekhawatiran terhadap perekonomian.
Kelompok militan Houthi di Yaman yang berani menyerang Israel. Kekuatan militer tersebut tidak terlepas dari hubungan antara Houthi dan Iran sejak 2004. -Voa Indonesia-
Menurut Institut Ekonomi Dunia Kiel Jerman, serangan ini telah berdampak pada perdagangan internasional.
Sekitar 200.000 kontainer diangkut melalui Laut Merah setiap hari, menurun dari 500.000 per hari pada bulan November.