SALAH SATU keistimewaan ibadah umrah adalah keyakinan bahwa doa yang kita panjatkan akan dikabulkan Allah SWT. Ada tempat-tempat suci yang dipercaya para jamaah umrah dan haji sebagai tempat yang istimewa untuk beribadah dan berdoa.
Salah satu yang ada di Madinah adalah Raudhah. Di Raudhah yang disebut Rasulullah sebagai taman surga itu banyak jamaah yang berebut berdoa karena diyakini doa mereka akan dikabulkan Allah SWT. Doa yang sungguh-sungguh dan diutarakan dengan ikhlas niscaya akan didengar Allah SWT.
BAGONG SUYANTO berada di bawah payung Madinah, di pelataran Masjid Nabawi.-Dok Pribadi-
Raudhah sendiri sebetulnya adalah sebuah tempat yang berada dalam Masjid Nabawi di Madinah. Tepatnya berada di antara rumah Rasulullah yang kini jadi makam Rasulullah SAW dengan mimbar yang biasa dipergunakan Rasulullah untuk berdakwah.
Luasnya kurang lebih 330 meter persegi. Di Raudhah, jamaah yang ingin berdoa harus mendaftarkan diri terlebih dahulu melalui sebuah aplikasi. Kami rombongan jamaah dari Universitas Airlangga tidak perlu bersusah payah mendaftarkan dahulu karena semua sudah diatur travel agent.
Raudhah adalah tempat yang mulia dan istimewa. Sebab, di sanalah sekitar 1400 tahun yang lalu, Rasulullah SAW beribadah, salat, menerima wahyu, berdakwah, dan tempat salat para sahabat nabi.
BACA JUGA: The Other Side of Umrah (1): Bersikap Ikhlas Ternyata Tidak Mudah
Menurut penjelasan pendamping ibadah kami, Ustad Abidin –mahasiswa program magister sejarah modern dari Universitas Cairo– berdoa di Raudhah menjadi salah satu tujuan jamaah yang beribadah umrah.
Tidak bisa sembarang orang dan sembarang waktu untuk masuk ke Raudhah. Untuk bisa masuk ke sana, jamaah harus mendaftar. Untuk waktu yang diperkenankan, semua bergantung pada jadwal yang sudah ditentukan.
Mendoakan Menjadi Guru Besar
Sebelum saya berangkat umrah, sejumlah teman telah meminta dan titip untuk didoakan. Saya sendiri juga telah berencana selain mendoakan khusus untuk masa depan anak kami tercinta, saya juga akan mendoakan teman-teman dosen FISIP Universitas Airlangga yang kini tengah gundah gulana.
ROMBONGAN jamaah umrah Unair khusyuk mendengarkan arahan dari pembimbing umrah.-Dok Pribadi-
Di tengah ketidakpastian dan perubahan persyaratan untuk menjadi guru besar, sejumlah teman yang sebetulnya sudah siap-siap mengajukan usulan kenaikan pangkat menjadi guru besar di tahun 2024 ini menjadi tersendat. Harapan mereka tiba-tiba buyar ketika keluar peraturan baru yang menetapkan persyaratan baru dalam pengusulan guru besar.
Berbeda dengan ketentuan sebelumnya –yakni, menjadi guru besar bisa diajukan dosen yang sudah memiliki jabatan lektor kepala, bahkan seorang dosen dapat loncat jabatan dari jabatan lektor langsung menjadi guru besar asalkan memiliki empat jurnal internasional yang bereputasi– rumor yang beredar dalam aturan baru nanti, syarat tambahan menjadi guru besar harus sudah menduduki jenjang kepangkatan IV-c.