Motif Sepele, Argiyan Bunuh Kayla

Sabtu 20-01-2024,17:50 WIB
Oleh: Djono W. Oesman

Apakah orang-orang sekarang lebih cepat marah dan membunuh demi balas dendam atau untuk memperbaiki masalah hubungan?

Menurut survei 2018, jumlah pembunuhan terus meningkat di sana selama satu dekade terakhir. Pada 2014, polisi setempat mencatat 2.649 kasus pembunuhan di seluruh negeri. Jumlah tersebut turun menjadi 2.648 pada 2015, tetapi naik menjadi 2.751 pada 2017.

Diberitakan: ”Meskipun tidak ada penjelasan yang diberikan mengenai pembunuhan atau jenis kelamin mereka yang terlibat, kasus-kasus yang melibatkan hubungan intim terus meningkat.”

BACA JUGA: Pembunuhan Fitria Wulandari, Bagai Anjing Penjaga Bunuh Majikan

Pengamat kriminal Kenya memprediksi, maraknya pembunuhan di sana akibat kemerosotan nilai moral masyarakat. Pelanggaran hukum di tingkat elite, terutama korupsi, membikin kemerosotan moral masyarakat. Dampaknya, jumlah kasus pembunuhan terus meningkat.

Masyarakat kelas bawah menengok segelintir elite yang korupsi, mencuri uang rakyat. Sebaliknya, masyarakat kelas bawah tidak bisa membalas kecurangan para koruptor. Itu berakibat naiknya jumlah pembunuhan di sana.

BACA JUGA: Sudah Janda, Masih Dibunuh 

Barangkali masyarakat kelas bawah frustrasi menonton buruknya moral para elite yang korup. Kemudian, mereka membalasnya dalam bentuk lain (bukan korupsi karena tak punya kesempatan). Kira-kira warga kelas bawah berpikir: ”Kalau elu (elite) bisa curang begitu, kami juga bisa begini.” Dampaknya jadi semacam lomba keburukan moral masyarakat.

Di Indonesia, korupsi kelihatan sangat sulit diberantas. Imbasnya, nilai moral masyarakat merosot. Perkara sepele jadi alasan pembunuhan. (*)

 

Kategori :