HARIAN DISWAY - Mantan Direktur WHO Asia Tenggara Prof Tjandra Yoga Aditama menyarankan tiga Cawapres 2024 untuk mengangkat isu Kejadian Luar Biasa (KLB) Polio dalam Debat Cawapres 2024.
Saat ini kesempatan debat Pilpres 2024 tersisa dua kali, yaitu debat Cawapres 2024 pada Minggu, 21 Januari 2024 dan debat Capres 2024 pada Minggu, 4 Februari 2024.
Kesempatan ini harus dipakai untuk menjelaskan strategi paslon dalam menyikapi KLB Polio di Indonesia.
“Yang luput dari perhatian publik adalah baru kali ini terjadi Debat Calon Presiden dan Wakil Presiden pada saat yang sama dengan kita sedang dilanda KLB Polio,” ujar Prof Tjandra dalam pernyataannya pada Sabtu, 20 Januari 2024.
BACA JUGA:Harlah Muslimat NU Dirayakan Tidak Tepat Waktu? Ini Penjelasan Khofifah
Salah satu tema debat Cawapres 2024 ini adalah Pembangunan Berkelanjutan dan Lingkungan Hidup. Tema ini memiliki kaitan erat pada KLB Polio menurut mantan direktur WHO Asia Tenggara itu.
Prof Tjandra menjelaskan bahwa KLB Polio yang saat ini terjadi diakibatkan dari “circulating vaccine-derived poliovirus (cVDPV)”. Jenis virus ini terjadi pada komunitas yang tidak mendapatkan vaksinasi polio secara lengkap.
“Khususnya pada area yang higiene dan sanitasi buruk dan pemukiman kumuh padat, yang kita kenal sebagai “social determinants of health – SDOH”, sesuatu yang baik kalau dibahas dalam debat ke empat dalam aspek lingkungan hidup,” tambahnya.
BACA JUGA:Pemakzulan Presiden Joko Widodo
BACA JUGA:Gus Yahya Ajak Muslimat NU Terus Memperkuat Diri untuk Indonesia: Muslimat Kuat, Indonesia Kuat!
Selain itu, Direktur Pascasarjana Universitas YARSI ini memaparkan bahwa WHO memasukkan Indonesia dalam posisi kedua di dunia terkait negara yang memiliki kasus cVDPV2, dengan atau tanpa adanya penularan lokal.
Ini adalah virus polio tipe 2 yang diturunkan dari vaksin menurut WHO.
Prof Tjandra menyayangkan posisi Indonesia menempati posisi kedua ini karena kebanyakan negara yang masuk dalam posisi ini adalah negara berkembang.
Padahal, Indonesia digaungkan akan menuju Indonesia Emas 2045.