GUS Mus: Tugas NU Bukan Memenangkan Capres. Demikianlah media massa memberitakan kemarin, 30 Januari 2024. Terang –cetho welo-welo– mengenai posisi NU di hajatan Pilpres 14 Februari 2024.
Ungkapan Mustasyar PBNU KH Ahmad Mustofa Bisri itu semoga mengakhiri kecurigaan publik mengenai kecondongan NU kepada salah satu paslon.
Gus Mus menyatakan hal tersebut dalam Pembukaan Konbes NU dan Halaqah Nasional Strategi Peradaban NU di Pondok Pesantren Al-Munawwir Krapyak, Yogyakarta, Senin, 29 Januari 2024.
BACA JUGA: Darurat Iklim Memanggil Pemimpin Berkecerdasan Ekologis (1): Menuju Green Leadership
BACA JUGA: Darurat Iklim Memanggil Pemimpin Berkecerdasan Ekologis (2): Kampanye Bertema Lingkungan
Di tengah keriuhan politik nasional, momentum harlah kali ini perlu mengungkap visi ekologis para pendiri NU. Sungguh sangat futuristis. Mampu menangkap arah zaman bahwa isu lingkungan menjadi pandom gerakan.
Terbukti paruh kedua abad ke-20 diselenggarakan Konferensi Lingkungan Hidup Dunia (1972) yang menghasilkan Stockholm Declaration. Abad ke-21 ini pun dinisbatkan sebagai green century.
BACA JUGA: Perspektif Baru TNI dalam Menghadapi Ancaman Perang Ekologis
MENCERMATI LAMBANG NU
Mereka yang belajar teologi lingkungan dan ekologi niscaya akan tercengang. Lambang NU itu begitu kosmis dengan gambar bumi. Bumi yang bermuatan peta NKRI dengan ikatan tali tampar (tambang) dan goresan tebal yang menegaskan garis khatulistiwa.
Itulah makna keutuhan semboyan penyelamatan bumi (1926) yang mendahului gerakan internasional mengenai lingkungan (1972). Deklarasi Stockholm memang memberikan entakan kolosal soal lingkungan yang harus diperhatikan semua bangsa (green for all).
BACA JUGA: Kagumi Emil Salim, Anies: Beliau Konsepkan Ekonomi dan Ekologi Berjalan
Bahkan, secara periodik diselenggarakan Konferensi Lingkungan Hidup Sedunia sebagai respons atas masa depan lingkungan. Tampar (tali tambang) yang ada di gambar NU jangan sampai memudar karena terjadinya krisis iklim yang sangat menghunjam.
Kita boleh belajar ke mana saja tentang lingkungan pada semua koordinat geografis bumi. Di Madinah kita dapat belajar planologi kota yang sangat islami dengan visi ekologisnya.
Di Thailand dapat dipelajari bagaimana membangun bangsa tanpa pengemis dan pengamen jalanan. Di Singapura dan Kuala Lumpur kita bisa belajar bagaimana membangun fine city-garden city yang kini banyak ditiru Surabaya.