SURABAYA, HARIAN DISWAY - Kelompok #KawanHermanBimo menggelar soft launching film Yang (Tak Pernah) Hilang. Film tentang perjuangan Herman Hendrawan dan Petrus Bima Anugrah (Bima). Dua mahasiswa FISIP Unair yang hilang tanpa jejak, ketika memperjuangkan reformasi 1998.
Berlangsung di Ruang Adi Sukadana, gedung FISIP Unair, pada Rabu, 7 Februari 2024, film itu dibuka dengan latar bangunan sebuah rumah yang ada di Kedung Tarukan 2 nomor 22, Surabaya. Di situlah Herman dan Bima mengonsolidasi rekan-rekannya untuk menyuarakan keadilan.
Reka adegan ketika rapat para mahasiswa dilakukan oleh para aktor. Di situ Herman dan Bima memimpin rapat. Raut wajah mereka semua antara yakin dan khawatir. Sebab, aksi mereka sebelumnya berakhir dengan pemukulan dan penahanan oleh aparat.
BACA JUGA: Kisah Hubungan Prabowo - Titiek Soeharto dan Kerusuhan 1998
Tapi para aktivis itu pantang mundur. Dalam akhir rapat, mereka serempak berteriak, "Hidup mahasiswa, hidup rakyat, hidup buruh!". Pada adegan selanjutnya, terdapat berbagai kesaksian dari keluarga maupun kawan dari Herman dan Bima semasa hidup.
Film Yang (Tak Pernah) Hilang, kenang aktivis Unair yang diculik pada 1998. Prof Hotman Siahaan, mantan Dekan FISIP Unair menyampaikan bahwa penculikan aktivis '98 adalah kejahatan luar biasa.-Santi Wulida Sahri-
Film Yang (Tak Pernah) Hilang itu digagas oleh mendiang Hari Nugroho. Diproduseri Dandik Katjasungkana, senior Bima di FISIP Unair. Mendokumentasikan dengan jelas tentang perjuangan para kawan dan keluarga para aktivis yang hilang.
Mereka aktif melakukan kegiatan Kamisan di Istana Negara. Hingga keputusasaan karena tidak ada tindakan apa pun dari pemerintah.
BACA JUGA: Guru Besar Unair Minta Jokowi Netral, Singgung 2 Aktivis 98 yang Masih Hilang
Herman merupakan pria asli Pangkalpinang, Bangka Belitung. Sejak usia sekolah, Herman dikenal cerdas. Baik ilmu maupun agama. Aktif dalam berbagai kegiatan, serta memiliki kepedulian tinggi.
Harina, kakak Herman, berbicara tentang mendiang adiknya dengan latar rumah orang tuanya yang sudah tidak dihuni lagi. Ada pula kamar Herman semasa kecil. "Adik saya bungsu dari 5 bersaudara. Keempat kakaknya semua perempuan. Jadi ia sebenarnya anak laki-laki yang ditunggu-tunggu," ujarnya.
Hingga kedua orang tuanya meninggal, mereka tak mengetahui tentang keberadaan Herman. Apakah sudah meninggal atau menghilang entah ke mana.
Film Yang (Tak Pernah) Hilang, kenang aktivis Unair yang diculik pada 1998. Dede Oetomo (kanan), berharap agar film Yang (Tak Pernah) Hilang dapat diputar di berbagai tempat. Sebagai pengingat bahwa pernah ada aktivis yang diculik dan dihilangkan.-Santi Wulida Sahri-
Begitu pula dengan Bima. Ibunya telah meninggal dunia. Hanya tinggal Dionysius Utomo Raharjo, ayahnya, serta Enggar Anastasia, kakak, dan Arie Priambodo, adiknya.
"Memang dulu Bima sempat pamitan pada saya dan ibunya. Bahwa ia akan menjadi aktivis. Menentang Orde Baru. Ibunya menentang. Saya, selama itu menjadi pilihannya dan sudah dipikirkan matang-matang, maka saya izinkan," kenangnya.