Bedah Buku dan Seminar Panasonic Gobel Uraikan Kesuksesan Industri Berlandaskan Pancasila

FISIP UNAIR menggelar bedah buku dan seminar nasional dengan membawakan tema “Panasonic Gobel: Pancasila, Industrialisasi Nasional, Borjuasi Pancasialis dan Inovasi Teknolog,” pada Senin 25 Agustus 2025.--
HARIAN DISWAY - Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Airlangga (UNAIR) menggelar bedah buku dan seminar nasional bertema Panasonic Gobel: Pancasila, Industrialisasi Nasional, Borjuasi Pancasialis dan Inovasi Teknologi, pada Senin 25 Agustus 2025.
Acara ini menghadirkan pembicara Dr. (H.C.) Rachmad Gobel, Anggota DPR RI sekaligus tokoh industrialisasi Indonesia, dan Prof. Dr. Imron Mawardi,S.P., M.Si.sebagai Wakil Dekan II Fakultas Teknologi Maju dan Multidisiplin (FTMM).
Lalu Prof. Dr. H. Suparto Wijoyo, S.H., M.Hum., wakil ketua PWNU Jawa Timur; Nasiihin Masha, Penenulis Senior; Airlangga Pribadi Kuman, S.IP., M.Si., Ph.D., pendiri Center for Statecraft and Citizenship Studies (CSCS); dan Febby Risti Widayanto, S.IP., M.Sc., akademisi UNAIR.
BACA JUGA: Pengukuhan Mahasiswa Baru Pascasarjana Unair
BACA JUGA: Tim Mahasiswa UNAIR Sabet Gold Medal dan IYSA Semi Grand Award Lewat Inovasi Game SIHHIYA
Dalam acara yang diinisiasi FISIP bersama pihak Gobel itu dibahas buku yang berjudul Praksis Pancasila Pengalaman Ideologi di Perusahaan Gobel yang ditulis oleh Nasiihin Masha.
“Ada permintaan dari UNAIR untuk mendiskusikan ini. Jadi, kami sudah membedahnya dari UNJ, kemudian ke UIN Jakarta sudah. Di UGM juga sudah. Nah, ini yang keempat kalinya di sini,” ujar Nasiihin.
Suasana seminar nasional FISIP UNAIR: Rachmad Gobel menegaskan peran nilai Pancasila dalam membangun industri Indonesia.
Buku Praksis Pancasila: Pengalaman Ideologi di Perusahaan Gobel secara mengesankan telah menjembatani ideologi Pancasila dengan praktik-praktik yang nyata di dunia bisnis, khususnya di perusahaan Panasonic Gobel.
Contoh nyata dari penerapan nilai-nilai Pancasila oleh Thayeb M. Gobel, bahwa Pancasila bukan hanya sekadar slogan. Melainkan bisa menjadi panduan hidup yang lebih efektif dalam memanajemen perusahaan demi menciptakan lingkungan kerja yang adil dan berorientasi pada kesejahteraan bersama.
BACA JUGA: Ekspedisi Arjuno IKA dan Wanala Unair: Mensyukuri Kemerdekaan, Melestarikan Lingkungan
BACA JUGA: KKN BBK 6 UNAIR Tanamkan Kreativitas Anak dalam Program OSAKA di Desa Kalikatir, Mojokerto
Buku Praksis Pancasila Pengalaman Ideologi di Perusahaan Gobel ini mendorong pembaca agar dapat melihat Pancasila sebagai ideologi praktis yang bisa dilakukan dalam aspek kehidupan, baik kebijakan pemerintah hingga etos kerja ekonomi sehingga Pancasila berperan nyata dalam pembangunan bangsa.
Rachmad menegaskan bahwa tujuan dalam membangun usaha bukan hanyalah sekadar mencari untung saja melainkan mampu menjadi salah satu bagian dalam membangun NKRI melalui industri yang dibangun.
“Ini kebetulan elektronik ya, industri elektronika itu kalau dalam keadaaan damai itu untuk kesejahteraan. Seperti dia buat kulkas, dia buat mesin cuci, dia buat setrika,” ujar Rachmad.
Rachmad menegaskan bahwa pembangunan industri nasional sangat penting di Indonesia. Industri nasional tidak hanya sekedar berorientasi pada penciptaan lapangan kerja atau peningkatan ekspor. Pembangunan Industri harus berlandaskan kepentingan nasional dan kemandirian bangsa.
BACA JUGA: Dinahkodai Rachmat Gobel, TKD Gorontalo Yakin Suara Pemilih Jokowi akan Bermigrasi ke Pasangan AMIN
BACA JUGA: Pasha Ungu Mundur dari DPR RI Ternyata Hoax, Ini Faktanya!
Ia menyebutkan bahwa Indonesia harus mampu mengembangkan teknologi sendiri aga siap menghadapi kondisi darurat. Salah satu kuncinya adalah melalui penegakan nilai-nilai Pancasila dalam setiap usaha yang dibangun.
Menurutnya, keberhasilan suatu industri ditentukan oleh SDM yang mengelolanya. “Barang yang sudah dibuat saja masih impor, mestinya pemerintah stop, yang sudah dibuat dalam negeri jangan lagi, kecuali ada barang dengan value yang lebih tinggi itu diundang,” tegas Rachmad.
Airlangga Pribadi menjelaskan tujuh prinsip perusahaan yang harus dimiliki dan diterapkan untuk mencapai kesuksesan suatu industri yang berlandaskan Pancasila. Pertama mengutamakan berbakti kepada negara melalui industri.
Kedua, mengutamakan perilaku jujur dan adil. Ketiga, mengutamakan kerja sama dengan keselarasan. Keempat, mengutamakan perjuangan demi perbaikan. Kelima, mengutamakan ramah tamah dan kesatria. Keenam, utamakan penyesuaian diri dengan kemajuan zaman. Dan terakhir, mengutamakana bersyukur dan berterima kasih.
Prof. Dr. H. Suparto Wijoyo memberikan apresiasi buku Praksis Pancasila Pengalaman Ideologi di Perusaan Gobel atas nama Nahdlatul Ulama, karena buku tersebut berdasarkan Pancasila yang merupakan sebuah karya kolektif para pendiri bangsa yaitu BPUPKI/PPKI.
Salah satu tokoh NU yang turut merumuskan Piagam Jakarta dan terlibat dalam proses menuju Pancasila ialah Alm.K.I Haji Wahid Hasyim, yang merupakan keluarga besar Tebu Ireng dan pengurus PBNU.
BACA JUGA: Bank Mandiri Bantu Purna PMI Malang Jadi Wirausahawan Lewat Program Bapak Asuh
Prof. Dr. Imron Mawardi memberikan tanggapan bahwa buku tersebut berhasil membentuk dan mengimplementasikan nilai-nilai pancasila dalam sebuah industri yang dimulai dari segi kognitif, afektif dan behaviornya.
Imron menjelaskan bahwa tantangan yang bisa dialami di beberapa waktu mendatang ialah bagaimana kesesuaian antara realitas dengan idealitas dari Pancasila.
Sementara Febby Risti Widayanto memaparkan bahwa buku Praksis Pancasila Pengalaman Ideologi di Perusaan Gobel ada nilai penting yaitu intelektual dan integeritas dalam membangun suatu industri yang harus diterpkan dalam kehidupan setiap usawahan.
BACA JUGA: Membangun Generasi Emas melalui Wirausaha Merdeka 2023: Jadi Wirausahawan Harus Berani Gagal!
Sebagai usahawan harus memiliki tata nilai berdasarkan Pancasila, memiliki pengetahuan akan institusional politik, sehingga terbentuklah suatu perusahaan/industri yang baik.
Acara bedah buku dan seminar nasional ini tidak hanya mengundang para pakar, akademisi, dan pelaku industri, tetapi juga menegaskan kembali mengenai pentingnya Pancasila sebagai dasar membangun kemandirian bangsa melalui dunia usaha.
Melalui pemikiran yang dihadirkan dalam buku Praksis Pancasila: Pengalaman Ideologi di Perusahaan Gobel, para mahasiswa diingatkan bahwa keberhasilan industri tidak hanya ditentukan oleh keuntungan semata, melainkan juga oleh integritas, nilai kebangsaan, dan kualitas sumber daya manusia yang menjunjung tinggi Pancasila. (*)
*) Mahasiswa magang dari Prodi Ilmu Komunikasi, Universitas Trunojoyo Madura
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: