Co-Founder Nol Sampah Indonesia Bawa Oleh-oleh Cara Penanganan Sampah Sederhana dari Jepang

Jumat 09-02-2024,11:21 WIB
Reporter : Wulan Yanuarwati
Editor : Heti Palestina Yunani

SURABAYA, HARIAN DISWAY - Siti Umi Hanik tidak menyangka bisa mendapatkan kesempatan melihat dan belajar mengolah sampah secara langsung ke Negeri Sakura. Perempuan yang akrab dipanggil Hanie ini datang ke Jepang atas undangan.

Hanie didapuk menjadi salah satu pembicara di acara The 34th Kitakyushu Conference on Asia Woman Living in Crisis pada Januari 2024 kemarin. Perempuan asli Lamongan Jawa Timur ini memaparkan peran besar perempuan di masyarakat. 

Hanie yang juga merupakan Co-Founder Nol Sampah Indonesia memaparkan kondisi sampah di Indonesia pada acara tersebut. Lalu, bagaimana peran perempuan sangat besar dalam mengurai masalah sosial tersebut.

BACA JUGA:Ratusan Orang Terciduk Buang Sampah Sembarangan di Surabaya , Denda Capai 29 Juta

Hanie sudah bergelut dengan masalah sampah sejak 2009 lalu. Berangkat dari keprihatinan atas masalah sampah di Surabaya, dia dan lima orang temannya bergerak turun ke masyarakat.

 

Mereka mengedukasi tentang bahaya sampah sekaligus bagaimana menanganinya sejak dari rumah tangga. Mereka bergerak dari kampung ke kampung, dari sekolah ke sekolah, dengan biaya sendiri.

 

"Sistem pengelolaan sampah di Jepang bisa diterapkan sampai zero waste. Sistemnya gak muluk, gak teknologi," ujarnya, Jumat, 9 Februari 2024.

BACA JUGA: BRUIN Rilis 10 Perusahaan Penyumbang Sampah Plastik Terbanyak

Hanie menjelaskan kunci keberhasilan pengelolaan sampah di Jepang melalui kelompok kecil. Pertama, penerapan prinsip 3R (Reduce, Reuse, Recycle) sangat konsisten dan disiplin. Sampah dipilah sejak dari rumah tangga. Lalu dibuang ke tempat yang sudah disediakan sesuai hari yang ditentukan.

"Dipilah dan dimasukkan plastik yang sudah ada logonya. Setiap hari beda. Misal ada hari khusus buang sampah kaleng, ada hari khusus buang sampah plastik dan organik," jelasnya.

Kantong plastik khusus harus dibeli dengan harga cukup mahal. Jadi, jika tidak ingin boros maka secara logika jangan banyak menghasilkan banyak sampah. "Makanya mereka hati-hati. Gak nyampah," imbuhnya. 

Menurut Hanie, kunci kesuksesan pemilahan sampah tidak hanya dari kualitas sumber daya masyarakat saja. Namun, juga berangkat dari regulasi dari pemerintah. Sinergitas itu diperlukan secara bersama-sama. Sebab apabila hanya satu pihak saja yang bergerak, maka akan tetap sia-sia.

Kategori :