Oposisi merupakan sebuah gerakan massif antar partai politik yang bertujuan untuk mengontrol pemerintahan. Oleh karena itu, oposisi dapat mengalami empat fase yang berbeda, seperti berikut ini.
- Oposisi Seremonial: Fase ini mencerminkan sikap formalitas semata. Oposisi seremonial dibentuk hanya untuk memenuhi formalitas belaka.
- Oposisi Destruktif-Oportunis: Oposisi ini berusaha untuk merusak citra pemerintah dengan berbagai cara. Mereka akan mengkritik setiap kebijakan pemerintah dan mencari-cari kesalahan untuk menyerang pemerintah.
- Oposisi Fundamental Ideologis: Oposisi pada fase ini berusaha untuk menggulingkan pemerintahan yang berkuasa dan mengambil alih kekuasaan. Mereka bahkan dapat mengusulkan perubahan pada sistem parlemen atau dasar negara.
- Oposisi Demokratis: Oposisi demokratis muncul karena ketidakpuasan terhadap oposisi seremonial. Mereka berupaya menjaga kepentingan bersama di atas kepentingan kelompok dan menghindari radikalisasi yang dapat mengancam demokrasi.
BACA JUGA:Survei Point Indonesia: Gerindra Geser Dominasi PDIP, Raih 22,3%
Fungsi dan Peran Oposisi dalam Konteks Politik Kehidupan Demokrasi
Oposisi memiliki peran yang tidak terpisahkan dalam kehidupan demokrasi karena menjadi salah satu fondasi pemerintahan.
Berikut adalah beberapa fungsi dan peran oposisi dalam konteks politik kehidupan berdemokrasi:
- Penyeimbang Kekuasaan: Oposisi berperan sebagai kekuatan di luar pemerintah yang memberikan alternatif kebijakan sehingga pemerintah tetap seimbang dan mendekati kepentingan rakyat.
- Menjaga Alternatif Kebijakan: Oposisi memberikan alternatif kebijakan untuk pemerintah. Tidak ada pemerintahan yang bebas dari kesalahan, dan oposisi membantu memastikan bahwa kebijakan yang diambil memperhatikan kepentingan rakyat.
- Stimulus Persaingan Antar Elite Pemerintah: Oposisi memberikan tantangan bagi pemerintahan yang berkuasa, mendorong terciptanya inovasi kebijakan, dan mencegah stagnasi atau kemunduran.
BACA JUGA:Hasil Quick Count Poltracking, Prabowo-Gibran Unggul Telak Hampir 60 Persen
Penyebab Oposisi
Partisipasi dalam oposisi biasanya dipicu oleh tiga faktor utama, yakni:
- Modernisasi
- Perubahan Struktur Sosial
- Pengaruh dari Kelompok Intelektual
BACA JUGA:Pengkhianat di Tubuh Rezim dan Oposisi, Siapakah Mereka?
Dengan demikian, oposisi bukan hanya sebuah fenomena politik semata, tetapi juga terkait erat dengan dinamika sosial dan intelektual yang berkembang dalam masyarakat.
Dengan pemahaman yang lebih mendalam tentang oposisi, diharapkan kita dapat melihatnya sebagai bagian integral dari sistem politik yang kompleks dan memahami perannya dalam menjaga keseimbangan kekuasaan serta mendorong kemajuan dalam kehidupan demokrasi. (Jessica Laurent)