Untuk memperbaiki hal tersebut, bisa dengan menggunakan teknologi pembakaran ultra critical. Uap air yang dihasilkan dari proses pembakaran batu bara itu menjadi sangat tinggi dengan tekanan yang tinggi pula sehingga efisiensi pembangkit menjadi lebih tinggi.
Perusahaan pembangkit listrik batu bara juga dapat melakukan metode substitusi batu bara dengan melakukan pembakaran biomassa.
Biomassa itu dihasilkan dari hasil fermentasi limbah kelapa sawit atau biasa disebut CPO. Fermentasi akan menghasilkan gas metan. Gas itulah yang nantinya dapat dibakar untuk menghasilkan panas.
BACA JUGA: Luhut Paparkan Langkah Pemerintah Atasi Polusi, Pengurangan PLTU dan Bentuk Satgas Khusus
Penggunaan limbah sebagai pengganti dari batu bara tentu saja bisa sangat bermanfaat. Karena tak hanya mendapatkan energi saja tapi sekaligus mengurangi limbah.
Perusahaan pembangkit listrik juga bisa menggunakan ammonia. Metode ini sudah dilakukan di beberapa negara. Salah satunya Jepang.
Unsur dari ammonia adalah nitrogen dan hidrogen. Pembangkit listrik yang menggunakan ammonia untuk bahan bakar di Jepang memastikan pembangkit listrik di negara itu tidak akan menghasilkan gas CO2. Sehingga tetap mendapatkan energi yang dibutuhkan tanpa menimbulkan polusi yang membahayakan.
Selain itu, masih banyak lagi langkah yang bisa perusahaan pembangkit listrik batu bara untuk mensubstitusi penggunaan bahan bakar mereka dengan bahan yang jauh lebih ramah lingkungan. (Aqiila Rafi Pratama)