HARIAN DISWAY - Menjelang kedatangan bulan suci Ramadan tahun 2024, Arab Saudi telah mengeluarkan serangkaian aturan yang mengubah beberapa tradisi panjang terkait perayaan Ramadan. Salah satu larangan paling mencolok adalah pelarangan kegiatan berbuka puasa di dalam masjid-masjid.
Meskipun keputusan ini mengejutkan bagi sebagian orang, namun alasan yang disampaikan oleh pemerintah Arab Saudi adalah kekhawatiran kebersihan lingkungan masjid setelah makan berbuka puasa.
Pemberitahuan yang dikeluarkan oleh Ministry of Islamic Affairs (Kementerian Urusan Islam) yang disampaikan melalui laman resmi Twitter @Saudi_MoiaEN pada 21 Februari 2024, secara tegas menegaskan bahwa "proyek buka puasa tidak boleh dilakukan di dalam masjid karena kepedulian terhadap kebersihannya."
Selain itu, imam dan muazin masjid tidak diperbolehkan mengumpulkan sumbangan keuangan untuk proyek berbuka puasa bagi mereka yang berpuasa. Serta memberikan petunjuk yang jelas kepada seluruh jamaah tentang tata cara pelaksanaan ibadah berbuka puasa selama bulan suci Ramadan.
BACA JUGA:7 Tips Atasi Kantuk Saat Puasa, Tetap Produktif dan Fokus
BACA JUGA:Kemenhub Antisipasi Lonjakan Penumpang Bandara Jelang Puasa Ramadan 1445 H
Tidak hanya itu, larangan juga meliputi penggunaan kamera dan fotografi di dalam lingkungan masjid, serta salat yang tidak boleh disiarkan di media apa pun. Termasuk media online. Langkah-langkah ini menunjukkan komitmen pemerintah Arab Saudi dalam menjaga kesucian dan kekhusyukan lingkungan masjid selama bulan suci Ramadan.
Meskipun larangan ini mengejutkan bagi sebagian umat, namun hal ini juga membuka peluang untuk inovasi dalam tradisi Ramadan. Para imam dan muazin di seluruh Arab Saudi diharapkan mencari tempat yang tepat di halaman masjid untuk kegiatan berbuka puasa.
Ini memberikan kesempatan bagi umat Islam untuk merayakan momen berharga ini di bawah langit yang terbuka, sambil tetap menjaga keterhubungan spiritual dengan Allah.
1. Menjaga Tradisi, Menghormati Larangan
Meskipun larangan telah diberlakukan, hal ini tidak mengurangi keagungan bulan Ramadan dan keutamaan ibadah puasa. Sebaliknya, larangan ini mengajarkan kita untuk tetap beradaptasi dengan perubahan dan menemukan cara baru untuk menjaga tradisi dengan menghormati keputusan yang telah diambil.
Bukan hanya tentang larangan berbuka puasa di dalam masjid, pemerintah Saudi juga menekankan pentingnya menjaga kepatuhan terhadap aturan itikaf. Itikaf adalah ibadah di mana seseorang menahan diri di dalam masjid untuk beribadah intensif selama periode tertentu, khususnya pada 10 hari terakhir Ramadan.
Ini menunjukkan bahwa pemerintah Saudi tidak hanya fokus pada aspek fisik ibadah, tetapi juga pada dimensi spiritual yang mendalam.
2. Memastikan Kesucian Lingkungan Masjid
Larangan penggunaan kamera dan fotografi di dalam lingkungan masjid juga menggarisbawahi pentingnya menjaga kesucian dan kerendahan hati selama ibadah. Pemerintah Saudi menekankan bahwa salat tidak boleh disiarkan di media apa pun. Hal ini menunjukkan rasa hormat dan kekhusyukan terhadap ibadah serta menghindari gangguan atau distraksi selama beribadah.